Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Israel kembali melancarkan serangan udara dan pengeboman besar-besaran di Jalur Gaza pada Selasa 18 Maret 2025 yang bersamaan dengan paruh akhir Ramadan, menandai dimulainya kembali kampanye genosida setelah sempat mereda selama dua bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengeboman tersebut menewaskan setidaknya 308 warga sipil Palestina di Gaza hingga Selasa siang, dan melukai ratusan lainnya, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia seperti dilansir Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan itu juga mengancam nyawa korban-korban yang terjebak di reruntuhan bangunan yang hancur terkena serangan Israel itu.
Menurut sumber kesehatan setempat, data awal menunjukkan sebagian besar korban tewas berasal dari Gaza bagian selatan.
Korban cedera dalam serangan tersebut langsung dievakuasi ke RS Lapangan Kuwait yang berada tak jauh dari sana. Sementara itu, lebih dari 15 orang, termasuk lima anak-anak, dipastikan tewas dan lebih dari 20 lainnya terluka akibat serangan udara di Gaza City. Para korban langsung dibawa ke RS setempat.
Lebih lanjut, puluhan korban luka dilaporkan telah dibawa ke RS Al-Awda di Nuseirat, Gaza tengah, setelah serangan udara menghantam kamp pengungsi Nuseirat dan Al-Bureij di wilayah tersebut.
Pejabat kesehatan di RS Al-Awda melaporkan setidaknya 14 korban tewas, termasuk anak-anak, akibat serangan pada dua kamp pengungsi di Gaza selatan.
Sebanyak 70 orang lainnya dilaporkan terluka. Banyak dari mereka dalam kondisi parah akibat pengeboman terhadap rumah-rumah warga sipil di sana.
Di Gaza utara, setidaknya delapan orang, termasuk enam anak, terbunuh dalam pengeboman Israel di kamp pengungsi Jabalia. Sejumlah orang turut terluka karena serangan pasukan Zionis di area warga sipil kamp.
Sumber lainnya mengungkapkan sejumlah orang terluka dalam serangan Israel terhadap dua rumah keluarga di wilayah Abasan Al-Kabira di timur Khan Younis dan terhadap tenda-tenda di wilayah Muwasi.
Korban tewas dilaporkan juga jatuh dalam serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung para pengungsi di kawasan Al-Daraj di Gaza City menyusul hancurnya tiga rumah di Tal Al-Hawa dan rumah-rumah lain di kamp pengungsi Al-Bureij dan Nuseirat.
Regu penyelamat menghadapi tantangan besar untuk sampai di wilayah terdampak karena serangan udara dan pengeboman dari pasukan Zionis yang masih berlangsung.
Gelombang kekerasan yang terjadi kali ini menandai dimulainya kembali genosida Israel di Gaza yang sempat ditangguhkan selama dua bulan terakhir berkat kesepakatan gencatan senjata pada 19 Januari.
Eskalasi ini terjadi di tengah kekhawatiran pemburukan krisis kemanusiaan di wilayah kantong Palestina padat penduduk tersebut yang diperparah dengan blokade Israel terhadap masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk obat-obatan penting, ke Gaza sejak 2 Maret 2025.