Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Goyangnya sosialisme

Pm vietnam do muoi menyatakan dengan blak-blakan atas kegagalan pemerintah memberikan kehidupan yang lebih baik pada rakyatnya. mereka mulai ragu dengan keunggulan sosialisme. langkah awal menyimpang dari ideologi.

21 Januari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK ada pesta tutup tahun di Vietnam. Untuk pertama kalinya pemerintah Hanoi memperdengarkan suara keprihatinan yang serius. "Berdasarkan pendapatan nasional per kepala, kita tergolong dalam kelompok negara paling miskin di dunia," ujar PM Do Muoi dalam pidato penutupan sidang Dewan Nasional Vietnam, yang disiarkan radio Hanoi akhir tahun lalu. Do Muoi juga minta maaf kepada rakyat Vietnam atas kegagalan pemerintah memberikan kehidupan yang lebih baik, yang antara lain disebabkan "buruknya pengorganisasian dan manajemen". Dikatakannya juga bahwa gagalnya upaya KB, keluarga berencana, menyebabkan dalam 3 tahun terakhir pertambahan penduduk mencapai 2,06% per tahun, sedangkan target nasional 1,7%. Ini salah satu faktor penambah runyamnya ekonomi negara, kata PM itu. Pengakuan blak-blakan ini merupakan jawaban atas kritik keras yang dilontarkan oleh sejumlah anggota Dewan Nasional. Kondisi buruk perekonomian Vietnam memang sudah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Para pengamat ekonomi memperkirakan, pendapatan per kepala Vietnam hanya sekitar US$ 150. Berarti lebih rendah dari negara miskin macam Bangladesh (US$ 160). Sedangkan tingkat inflasi, menurut pernyataan tak resmi pejabat-pejabat pemerintah Hanoi, mencapai 700% per tahun para pengamat menduga 1.000%. Atau dalam kata-kata Do Muoi, tingkat inflasi Vietnam, "telah mencapai taraf yang mengkhawatirkan." Vietnam memang terpaksa mencetak dong -- mata uang negeri ini -- secara besar-besaran untuk menjaga kelancaran roda ekonomi sehari-hari. Selain inflasi, akibat lain pencetakan ini adalah dipekerjakannya para "kalkulator hidup" di banyak bank pemerintah. Mereka itulah pekerja yang tugasnya semata menghitung duit yang menggunung di bank. Dalam tahun lalu saja dua kali mata uang dong didevaluasi. Kini 1 dolar AS sama dengan 2.000 dong. Bantuan Uni Soviet yang mencapai US$ 1,6 milyar per tahun tampaknya tak banyak berarti. Maklumlah, petualangan Vietnam di Kamboja menelan sebagian besar dana bantuan Soviet tersebut. Sebenarnya, keadaan buruk ini sudah sangat terasa sejak awal tahun lalu, ketika paceklik melanda ladang-ladang pertanian dan 3 juta rakyat Vietnam terancam kelaparan. Pemerintah pun sudah melakukan sejumlah upaya untuk membenahi keadaan negeri berpenduduk 65 juta ini. Misalnya, penswastaan industri dan pertanian. Vietnam kemudian mulai membuka pintu bagi modal asing, bukan hanya modal Soviet yang boleh masuk. Selam itu, untuk meningkatkan gairah para petani, diizinkan pengolahan lahan pertanian oleh perseorangan. Ini semua merupakan perubahan besar yang menyimpang dari model kolektivitas sistem komunis. Sayang, renovasi ekonomi yang disebut Doi Moi ini (sama dengan perestroika di Uni Soviet) ditentang oleh sejumlah tokoh garis keras dalam Partai Komunis Vietnam (PKV). Akibatnya, banyak proyek yang berjalan setengah-setengah, dan kemudian berantakan. Tran Trong Tan, umpamanya, Kepala Biro Propaganda Komite Pusat PKV, sangat tak setuju dengan penswastaan itu. Dia salah seorang pengikut garis keras -- menyerukan agar rakyat Vietnam memperkukuh ideologi komunisme mereka. "Peraturan baru yang mendorong makin tumbuhnya ekonomi swasta mengakibatkan goyahnya kepercayaan para kamerad pada jalan ke arah sosialisme," kata Tran, seperti dikutip harian partai Nhan Dan Senin dua pekan lalu. Ia sangat mengecam "kultus terhadap kapitalisme oleh sejumlah orang Vietnam", yang mengakibatkan "orang mulai ragu-ragu mengakui keunggulan sosialisme". Pertarungan antara para pemimpin kubu moderat dan kelompok konservatif memang kembali mencuat ke permukaan sejalan dengan memburuknya ekonomi. Dan agaknya kelompok pembaru yang dipimpin Ketua PKV Nguyen Van Linh tak cukup kuat melawan pendukung garis keras. Van Linh, 73 tahun, yang belakangan sakit-sakitan, dinilai tak sekuat tokoh Deng Xiaoping di RRC dan Mikhail Gorbachev di Uni Soviet. Sejumlah pengamat menyimpulkan, faktor tak adanya pemimpin sekaliber Deng dan Gorbachev inilah penyebab kegagalan Doi Moi. Tapi memang benar, tak seluruh Vietnam dilanda paceklik. Wilayah Selatan, yang 13 tahun silam ditaklukkan komunis dari Utara, selain subur juga mempunyai infrastruktur yang lebih baik ketimbang Utara. Bahkan Selatan yang surplus pangan mampu memasok beras ke Utara. (Ini menyebabkan Unicef pernah membantah bahwa di Vietnam ada kelaparan). Dan tampaknya, karena warga Selatan pernah hidup di bawah sistem kapitalisme, mereka lebih gesit dalam mencari penghasilan tambahan. Kini Wilayah Selatan dijadikan basis pembangunan ekonomi Vietnam. "Kota Ho Chi Minh dijadikan proyek percontohan bagi kota-kota seantero Vietnam, kata seorang pejabat. Maka, para pengusaha dari berbagai negara pun mulai sering mondar-mandir di sana, mencoba mengadu untung. Mulai tahun ini Vietnam, dalam upaya mencari tambahan devisa, mulai membuka diri untuk para turis. Maka, Kota Ho Chi Minh pun kembali berseri. Para tentara pun mulai jarang terlihat di jalanalan. Satu-dua mobil pribadi juga mulai berseliweran lagi. Selain itu, tiap malam acara dansa sudah berlangsung lagi (walau tidak seseronok masa para GI, tentara Amerika, masih di sana dulu). Bioskop Rex bahkan sudah memutar film Platoon, film tentang Perang Vietnam yang memenangkan Oscar dua tahun lalu. Kata seorang gadis warga Kota Ho Chi Minh yang sejak 1975 ngebet ingin pergi ke AS, "Saya tak lagi ingin pergi. Apalagi abang saya baru saja dibebaskan (dari kamp reedukasi)." Fariida Sandjaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus