Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemantau perang Suriah mengatakan ledakan mengguncang daerah dekat Damaskus yang menampung depot senjata yang digunakan oleh rezim terguling Bashar Al Assad pada Minggu, 5 Januari 2025. Dilansir dari Al Arabiya, pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan ledakan di Kisweh, sebelah selatan ibu kota Suriah, mungkin disebabkan oleh serangan udara Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Militer Israel, yang telah menyerang banyak lokasi militer di Suriah dalam beberapa minggu terakhir, mengatakan di Yerusalem bahwa mereka tidak menyerang lokasi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lembaga pemantau yang berpusat di Inggris, yang memiliki jaringan sumber di Suriah, mengatakan bahwa ledakan keras bergema di wilayah ibu kota yang lebih luas. Menurut lembaga tersebut, ledakan terjadi di depot amunisi milik pasukan rezim sebelumnya dekat kota Kisweh, yang mengakibatkan kepulan asap tebal di lokasi tersebut.
Israel, yang jarang mengomentari tindakannya di negara tetangga Suriah, telah melakukan ratusan serangan udara di lokasi militer sejak pasukan oposisi menggulingkan al-Assad dan merebut Damaskus bulan lalu. Israel mengatakan pihaknya berusaha mencegah senjata jatuh ke tangan musuh.
Yang terbaru, menurut Observatorium, pesawat tempur Israel menyerang lokasi-lokasi yang ditempati tentara Suriah yang sekarang sudah tidak ada di daerah Aleppo pada hari Jumat. Pada akhir Desember, Observatorium mengatakan 11 orang tewas dalam sebuah ledakan di fasilitas penyimpanan senjata di daerah Adra, Damaskus utara, dan menambahkan bahwa ledakan itu mungkin merupakan hasil dari serangan Israel. Israel membantah terlibat.