Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pengembang properti Jepang memutuskan untuk menghancurkan sebuah apartemen 10 lantai yang hampir selesai dibangun di ibu kota Tokyo. Langkah ini dilakukan setelah mendapat penolakan dari warga yang mengatakan bahwa kondominium tersebut menghalangi pemandangan Gunung Fuji.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahaan Sekisui House mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam bahwa mereka “secara sukarela memutuskan untuk menghentikan proyek tersebut”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tidak dapat disangkal bahwa situasi saat ini mempunyai dampak yang sangat besar terhadap bentang alam. Kami memutuskan untuk memprioritaskan pemandangan dari jalan raya,” katanya.
Apartemen yang baru dibangun ini berada di bagian barat Tokyo yang terkenal dengan pemandangan indah gunung tertinggi di Jepang, yang tampak menjulang ke langit dari ujung jalan bernama Fujimi atau jalan "Fuji Viewing".
Namun blok baru yang tinggi merusak efek ini karena menghalangi separuh gunung berapi aktif yang megah.
Konstruksi apartemen 18 unit itu tetap berjalan meskipun ada protes dari warga yang bangga dengan pemandangan jalan tersebut. Para penyewa dijadwalkan pindah ke apartemen di distrik Kunitachi Tokyo bulan depan.
Kemudian - secara mengejutkan - pengembang Sekisui House baru-baru ini memasang pemberitahuan yang mengatakan bahwa kompleks tersebut akan dibongkar.
Sekisui House mengatakan bahwa meskipun tidak ada yang ilegal dalam proses konstruksi tersebut, namun “pertimbangan terhadap pemandangan Gunung Fuji dari jarak jauh” tidaklah cukup.
Bagi sebagian warga, keputusan tersebut merupakan kabar baik.
“Kami tidak ingin kehilangan daya tarik kota kami, di mana pada hari yang cerah Anda dapat melihat pemandangan Gunung Fuji dengan jelas,” kata seorang warga setempat kepada stasiun televisi TBS.
Gunung Fuji terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada 2013, sehingga semakin meningkatkan popularitasnya.
Insiden ini bukan satu-satunya titik konflik baru-baru ini seputar pemandangan Gunung Fuji, yang tertutup salju hampir sepanjang tahun, dan menarik ratusan ribu pendaki di musim panas.
Wisatawan asing yang lebih santai dan terkadang tidak sopan juga berbondong-bondong ke daerah sekitarnya untuk mengambil foto puncak setinggi 3.776 meter yang sempurna untuk Instagram. Hal ini menguji kesabaran penduduk setempat.
Sebuah kota di Jepang yang jengkel mengambil langkah langka pada bulan lalu dengan sengaja menghalangi pemandangan Gunung Fuji dengan penghalang hitam besar. Ini dalam upaya untuk menghalangi wisatawan yang haus foto.
Pilihan Editor: Mengapa Pemerintah Jepang Menutup Pemandangan Gunung Fuji?
CHANNEL NEWSASIA