Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hari Kemerdekaan AS, Kisah Monumental 70 Tahun Indonesia-AS

Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R.Donovan Jr mengenang awal persahabatan kedua negara selama 70 tahun saat merayakan hari kemerdekaan AS ke 243.

5 Juli 2019 | 16.11 WIB

Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr memotong kue memperingati Hari Kemerdekaan AS ke 243 Tahun didamping Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menko Polhukham Wiranto, dan Sekjen ASEAN  Lim Jock Hoi di rumah dinas Duta Besar AS di Jalan Taman Surapati, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam, 4 Juli 2019. [MARIA HASUGIAN]
Perbesar
Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr memotong kue memperingati Hari Kemerdekaan AS ke 243 Tahun didamping Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menko Polhukham Wiranto, dan Sekjen ASEAN Lim Jock Hoi di rumah dinas Duta Besar AS di Jalan Taman Surapati, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam, 4 Juli 2019. [MARIA HASUGIAN]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jika perayaan hari kemerdekaan di Amerika Serikat diwarnai dengan parade militer, hal yang dianggap tak lazim, maka di Indonesia Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R.Donovan Jr mengenang awal persahabatan kedua negara selama 70 tahun saat merayakan hari kemerdekan AS ke 243 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Donovan menuturkan, hampir 7 dekade lalu di tanggal yang sama, 4 Juli, Duta Besar AS yang pertama untuk Indonesia, Horace Merle Cochran, menggelar perayaan Fourth of July di rumah Duta Besar AS yang juga kini ditempati Donova di Jalan Surapati nomor 3, Menteng, Jakarta Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hari itu, bertepatan dengan enam bulan setelah Cochran menyerahkan surat penugasannya kepada Presiden Soekarno.

"Duta besar Cochran menjadi tuan rumah Wakil Presiden Hatta di taman ini, membangun dasar kemitraan strategis kami yang bertahan hingga abad 21 sekarang ini," kata Donovan dalam perayaan hari kemerdekaan AS yang dihadiri para tamu dan jamuan makan dan minum yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan AS yang mengembangkan sayap bisnis mereka di Indonesia.

Di hari yang sama, di Ruslan Abdulgani di editorial Antara untuk memperingati hari kemerdekaan Amerika menggambarkan Deklarasi Kemerdekaan Amerika sebagai pioner demokrasi modern. Ruslan tak lama berselang diangkat sebagai menteri luar negeri.

Amerika Serikat telah membangun hubungan baik dengan Indonesia selama 70 tahun. Donovan mengatakan, kedua negara bersama-sama melihat ke masa depan dan berupaya meningkatkan kepentingan bersama dalam Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Donovan juga mengutip kalimat Bhinneka Tunggal Ika dan E Pluribus Unum sebagai motto kedua negara, yang menggarisbawahi keyakinan kuat Indonesia dan Amerika akan kekuatan keberagaman. Yang juga bermakna Indonesia dan AS akan semakin kuat jika bekerja sama.

Dalam kesempatan itu, Donovan juga menyebut sejumlah nama yang menjadi contoh dari kerja sama kedua negara yang melahirkan individu-individu luar biasa. "Saya mempertimbangkan mereka sebagai pemenang dari kemitraan AS dan Indonesia,' ujarnya.

1. Kinari Webb.
Perempuan AS ini pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1993 untuk mempelajari kehidupan Orang Utan di Taman nasional Gunung Palung di Kalimantan. Selain mempelajari tentang keindahan dan ancaman lingkungan alam,Webb juga membantu kesehatan masyarakat di sekitar taman nasional. Tahun 2007, Web dan mitranya di Indonesia, Alam Sehat Lestari di Kalimantan Barat, lembaga yang menyediakan pelayanan kesehatant terjangkau dan sumber keuangan alternatif bagi komunitas lokal dan secara dramatis menurunkan kegiatan pencurian kayu.

2.Sydney Morton dari Palang Merah Amerika.
Morton tiba di Lombok, NTB pada Agustus lalu untuk mendukung Palang Merah Indoensia dalam menanggapi gempa yang terjadi tahun lalu.

Menurut Morton, Palang Merah Amerika dan Palang Merah Indonesia bersama-sama memberikan pelatihan kepada para pelajar dan keluarga menghadapi situasi paling buruk. Pelatihan ini tak hanya bermanfaat bagi pelatihan bencana, namun fokus pada memastikan masyarakat untuk kembali merasakan ada harapan.

3. Masyarakat Dayak menyelamatkan 11 marinir AS dan awak pesawat AS yang ditembak jatuh di Borneo pada November 1944.
Masyarakat tradisional Dayak memberikan tempat tinggal sementara bagi warga AS dan melindungi mereka hingga upaya penyelamtan selesai pada Juni 1945.

Ketika tim Kedutaan AS berkunjung ke lokasi tersebut pada Maret lalu untuk memperingati 75 tahun peristiwa itu, seorang warga Dayak berusia 82 tahun yang ikut menyelamatkan para marinir dan awak pesawat AS itu menuturkan,upaya itu sebagai rasa hormat Dayak terhadap nilai-nilai keadilan, integritas, dan toleransi AS yang memotivasi kemitraan yang tidak biasa ini.

4. Nadiem Makarim dan Reynold Wijaya.
Saat Webb terinspirasi oleh studinya di Indonesia, maka banyak warga Indonesia yang terinspirasi dari pengalaman mereka studi di AS. Nadiem Makarim dan Reynold Wijaya, studi di AS dan membawa pulang talenta mereka ke Indonesia untuk mendirikan perusahaan startup Go-Jek dan Modalku, yang nilainya mencapai miliarn dollar.

Menurut Duta Besar Donovan, kedua warga Indonesia ini merepresentasikan pertumbuhan jaringan pengetahuan hi-tech. AS mendorong Indonesia sebagai salah satu pusat teknologi terkemuka di ASEAN.

Perayaan kemerdekaan Amerika Serikat ke 243 tahun atau Fourth of July yang diadakan di rumah dinas Duta Besar negara itu di kawasan Menteng dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menko Polhukham Wiranto, Sekjen ASEAN Lim Jock Hoi, dan puluhan pejabat asing negara dan mitra AS. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus