MALAYSIA bisa jugs sedikit ramai. Seorang tokoh politik
terkemuka dipecatnya, Datuk Harun Idris. Dan Perdana Menteri Onn
cukup repot juga karena itu. Tentang pemecatan atas dirinya dari
keanggotaan dalam UMNO -- partai yang berkuasa, Datuk Harun
Idris antara lain bercerita: "Rapat itu dimulai pada pukul 8
malam, tapi saya diminta datan pada pukul 9. Ketika saya tiba,
Datul Hussein Onn menyongsong saya dan mempersilakan menanti di
beranda. Rapat berlangsung terus di ruang dalam" Setelah itu,
Datuk Harun dipersilakan ke ruang dalam kediaman resmi perdana
menteri yang juga jadi ketua UMNO. Cerita Menteri Besar Selangor
itu selanjutnya: "Datuk Hussein Onn menjelaskan pada saya bahwa
ada tersisa dua pilihan, saya meninggalkan jabatan menteri besar
dengan segala kegiatan politik, atau saya dipecat dari UMNO".
Harun memprotes keputusan yang diambil tanpa kehadirannya. "Tapi
sia-sia", katanya. "Sudah enam minggu saya berusaha menemui
Datuk Hussein Onn sebelum sidang malam itu, tapi gagal. Juga
pemuda UMNO gagal menemui Husein", tambahnya pula.
Lewat sidang pimpinan tertinggi Umno tanggal 18 Maret itu,
Harun Idris ketua Pemuda UMNO dan Menteri Besar Kerajaan
Selangor, secara resmi kehilangan jabatan dan keanggotaannya
dalam partai. "Kedudukannya sebagai menteri besar terserah
kepada Yang Dipertuan Agung", kata Datuk Hussein 0n. Tapi berita
yang merebut tempat utama di koran-koran serta radio dan
televisi Malaysia itu tidak pula terlalu mengejutkan. Pada saat
dipecat, Harun sudah lama berada dalam keadaan "cuti" dari
jabatan Menteri Besar. Akibat tuduhan korupsi atas dirinya
pertengahan tahun silam --menggunakan uang partai hampir
setengah juta ringgit -- pimpinan tertinggi UMNO tanggal 30
Nopember tahun silam mendukung keputusan pencutian Harun dari
kegiatannya dalam pemerintahan "agar ia bisa memusatkan
perhatian pada pembelaan dirinya dalam pengadilan nanti".
Kini justru keputusan Razak itulah yang jadi alasan protes Harun
pada putusan yang disampaikan oleh Hussein Onn tanggal 18 yang
lalu itu. "Di depan sidang pimpinan tertinggi UMNO -- yang sama
dengan orang-orang yang memecat saya -- almarhum Razak
menjelaskan bahwa sementara cuti dari jabatan Menteri Besar
Selangor, saya akan tetap dibolehkan menjalankan peranan saya
selaku anggota UMNO Selangor dan ketua Pemuda UMNO pusat". Tapi
pihak UMNO di Kuala Lumpur lebih dahulu telah mengeluarkan
pernyataan yang merupakan dasar pemecatan Harun. "Pimpinan
tertinggi UMNO merasa bahwa aktivitas dan tingkah laku Datuk
Haji Harun bukan saja bertentangan dengan semangat keputusan 30
Nopember 197, tapi juga bisa menciptakan perpecahan dalam UMNO
dan kegelisahan di kalangan orang banyak yang bisa berkelanjutan
dalam bentuk kekacauan negara". Apa aktivitas dan tingkah laku
Harun yang membahayakan itu, sampai kini tidak dijelaskan oleh
pimpinan UMNO.
Sialnya bagi Harun, adalah karena sebelum kasus tuduhan korupsi
atas dirinya terselesaikan -- ia bebas dari tahanan dengan
jaminan 80 ribu ringgit -- 12 Maret yang silam ia harus pula
muncul di depan pengadilan karena sebuah tuduhan baru melakukan
korupsi atas Bank Kerja Sama Rakyat yang dipimpinnya sendiri.
Pengadilan menyebut jumlah 8 juta ringgit yang diperoleh oleh
Harun lewat pemalsuan laporan yang dikerjakannya bersama Ismail
Din, manajer bank tersebut. "Lebih baik saya mati dari pada saya
menipu bank rakyat", kata Harun di depan sidang yang
membebaskannya dari tahanan dengan jaminan 100 ribu ringgit.
Selain alasan-alasan politis yang kabarnya memang ada sejak Tun
Razak masih hidup, tentu kasus korupsi Harun itulah yang jadi
alasan kuat bagi pimpinan tertinggi UMNO untuk memecatnya.
Cerita ternyata tidak memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir
dengan pemecatan itu. Beberapa cabang UMNO memang segera
mendukung keputusan pemecatan, tapi yang mendukung Harun juga
tidak kurang. Sekretaris UMNO Selangor, Haji Ahmad Razak, awal
pekal silam secara resmi menolak keputusan pemecatan Kuala
Lumpur itu. Sembari mendesak agar Majelis Umum (general
assembly) UMNO menyidangkan kasus Harun, Haji Ahmat Razali juga
berkata: "UMNO Selangor masih tetap mengakui Harun". Datuk
Harun sendiri tidak banyak komentar. Kepada seorang wartawan The
New Nation ia menyebut kesibukannya akhir-akhir ini sebagai
menyiapkan diri untuk pembelaan diri di pengadilan. Terhadap
perpecahan yang kelihatannya mengancam UMNO, Harun cuma berkata:
"Jurang yang menganga dalam tubuh partai itu hams segera
diatasi, dan saya selalu siap memainkan peranan".
Dan angin perpecahan itu berhembus makin kencang ketika di awal
pekan silam Tuanku Abdul Rahman memperdengarkan suaranya di
Ipoh. Dalam sehuah pidato di depan persatuan pengacara di sana,
bekas Perdana Menteri Malaysia -- dan ketua UMNO dari tahun 1951
hingga 1971 -- secara terbuka mengecam keputusan Hussein Onn
yang memecat Harun Idris. Bukan cuma itu, sembari mencap
tindakan tersebut sebagai "tidak bijaksana", Tunku Abdul Rahman
juga berbicara mengenai adanya usaha orang-orang baru untuk
menguasai partai dan pemerintahan. Menurut Tunku, orang-orang
baru yang berusaha menyingkirkan orang-orang lama dalam UMNO itu
adalah yang juga pernah berusaha menyingkirkan dirinya di saat
terjadinya huru-hara rasial pada bulan Mei tahun 1969. Mendesak
agar Hussein Onn menilai kembali keputusannya atas diri Datuk
Harun, Tunku juga menyatakan kesediaannya untuk aktif kembali
jika tenaganya diperlukan. Langsung saja kesediaan Tunku
mendapat dukungan oleh dua bekas menteri dan pejabat tinggi
UMNO: Tan Sri Sayed Ja'far Albar (Johor) dan Khir Jauhari
(Kedah).
Ketegangan politik yang menghantui Malaysia itu terasa sedikit
mereda ketika hari Selasa pekan silam muncul berita dukungan
Pemuda UMNO terhadap putusan pemecatan Datuk Harun. Tapi besok
paginya, koran-koran menyiarkan berita bantahan wakil ketua
Pemuda UMNO, Datuk tuhamad. "Pertemuan di rumah Datuk Hussein
itu tidak mencapai kesepakatan apa-apa", kata Muhamad. Dan soal
Tun jadi makin tidak berketentuan. Tapi akhirnya -- setelah
mendapat mosi tidak percaya dari parlemen Selangor -- Harun
mundur sendiri dari jabatan Menteri Besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini