Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Harun, Atau Huru-Hara

Datuk harun idris dipecat dari jabatan menteri besar kerejaan selangor dan keanggotaannya dalam partai umno. dituduh menyalahgunakan uang partai hampir setengah juta ringgit. (ln)

3 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MALAYSIA bisa jugs sedikit ramai. Seorang tokoh politik terkemuka dipecatnya, Datuk Harun Idris. Dan Perdana Menteri Onn cukup repot juga karena itu. Tentang pemecatan atas dirinya dari keanggotaan dalam UMNO -- partai yang berkuasa, Datuk Harun Idris antara lain bercerita: "Rapat itu dimulai pada pukul 8 malam, tapi saya diminta datan pada pukul 9. Ketika saya tiba, Datul Hussein Onn menyongsong saya dan mempersilakan menanti di beranda. Rapat berlangsung terus di ruang dalam" Setelah itu, Datuk Harun dipersilakan ke ruang dalam kediaman resmi perdana menteri yang juga jadi ketua UMNO. Cerita Menteri Besar Selangor itu selanjutnya: "Datuk Hussein Onn menjelaskan pada saya bahwa ada tersisa dua pilihan, saya meninggalkan jabatan menteri besar dengan segala kegiatan politik, atau saya dipecat dari UMNO". Harun memprotes keputusan yang diambil tanpa kehadirannya. "Tapi sia-sia", katanya. "Sudah enam minggu saya berusaha menemui Datuk Hussein Onn sebelum sidang malam itu, tapi gagal. Juga pemuda UMNO gagal menemui Husein", tambahnya pula. Lewat sidang pimpinan tertinggi Umno tanggal 18 Maret itu, Harun Idris ketua Pemuda UMNO dan Menteri Besar Kerajaan Selangor, secara resmi kehilangan jabatan dan keanggotaannya dalam partai. "Kedudukannya sebagai menteri besar terserah kepada Yang Dipertuan Agung", kata Datuk Hussein 0n. Tapi berita yang merebut tempat utama di koran-koran serta radio dan televisi Malaysia itu tidak pula terlalu mengejutkan. Pada saat dipecat, Harun sudah lama berada dalam keadaan "cuti" dari jabatan Menteri Besar. Akibat tuduhan korupsi atas dirinya pertengahan tahun silam --menggunakan uang partai hampir setengah juta ringgit -- pimpinan tertinggi UMNO tanggal 30 Nopember tahun silam mendukung keputusan pencutian Harun dari kegiatannya dalam pemerintahan "agar ia bisa memusatkan perhatian pada pembelaan dirinya dalam pengadilan nanti". Kini justru keputusan Razak itulah yang jadi alasan protes Harun pada putusan yang disampaikan oleh Hussein Onn tanggal 18 yang lalu itu. "Di depan sidang pimpinan tertinggi UMNO -- yang sama dengan orang-orang yang memecat saya -- almarhum Razak menjelaskan bahwa sementara cuti dari jabatan Menteri Besar Selangor, saya akan tetap dibolehkan menjalankan peranan saya selaku anggota UMNO Selangor dan ketua Pemuda UMNO pusat". Tapi pihak UMNO di Kuala Lumpur lebih dahulu telah mengeluarkan pernyataan yang merupakan dasar pemecatan Harun. "Pimpinan tertinggi UMNO merasa bahwa aktivitas dan tingkah laku Datuk Haji Harun bukan saja bertentangan dengan semangat keputusan 30 Nopember 197, tapi juga bisa menciptakan perpecahan dalam UMNO dan kegelisahan di kalangan orang banyak yang bisa berkelanjutan dalam bentuk kekacauan negara". Apa aktivitas dan tingkah laku Harun yang membahayakan itu, sampai kini tidak dijelaskan oleh pimpinan UMNO. Sialnya bagi Harun, adalah karena sebelum kasus tuduhan korupsi atas dirinya terselesaikan -- ia bebas dari tahanan dengan jaminan 80 ribu ringgit -- 12 Maret yang silam ia harus pula muncul di depan pengadilan karena sebuah tuduhan baru melakukan korupsi atas Bank Kerja Sama Rakyat yang dipimpinnya sendiri. Pengadilan menyebut jumlah 8 juta ringgit yang diperoleh oleh Harun lewat pemalsuan laporan yang dikerjakannya bersama Ismail Din, manajer bank tersebut. "Lebih baik saya mati dari pada saya menipu bank rakyat", kata Harun di depan sidang yang membebaskannya dari tahanan dengan jaminan 100 ribu ringgit. Selain alasan-alasan politis yang kabarnya memang ada sejak Tun Razak masih hidup, tentu kasus korupsi Harun itulah yang jadi alasan kuat bagi pimpinan tertinggi UMNO untuk memecatnya. Cerita ternyata tidak memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir dengan pemecatan itu. Beberapa cabang UMNO memang segera mendukung keputusan pemecatan, tapi yang mendukung Harun juga tidak kurang. Sekretaris UMNO Selangor, Haji Ahmad Razak, awal pekal silam secara resmi menolak keputusan pemecatan Kuala Lumpur itu. Sembari mendesak agar Majelis Umum (general assembly) UMNO menyidangkan kasus Harun, Haji Ahmat Razali juga berkata: "UMNO Selangor masih tetap mengakui Harun". Datuk Harun sendiri tidak banyak komentar. Kepada seorang wartawan The New Nation ia menyebut kesibukannya akhir-akhir ini sebagai menyiapkan diri untuk pembelaan diri di pengadilan. Terhadap perpecahan yang kelihatannya mengancam UMNO, Harun cuma berkata: "Jurang yang menganga dalam tubuh partai itu hams segera diatasi, dan saya selalu siap memainkan peranan". Dan angin perpecahan itu berhembus makin kencang ketika di awal pekan silam Tuanku Abdul Rahman memperdengarkan suaranya di Ipoh. Dalam sehuah pidato di depan persatuan pengacara di sana, bekas Perdana Menteri Malaysia -- dan ketua UMNO dari tahun 1951 hingga 1971 -- secara terbuka mengecam keputusan Hussein Onn yang memecat Harun Idris. Bukan cuma itu, sembari mencap tindakan tersebut sebagai "tidak bijaksana", Tunku Abdul Rahman juga berbicara mengenai adanya usaha orang-orang baru untuk menguasai partai dan pemerintahan. Menurut Tunku, orang-orang baru yang berusaha menyingkirkan orang-orang lama dalam UMNO itu adalah yang juga pernah berusaha menyingkirkan dirinya di saat terjadinya huru-hara rasial pada bulan Mei tahun 1969. Mendesak agar Hussein Onn menilai kembali keputusannya atas diri Datuk Harun, Tunku juga menyatakan kesediaannya untuk aktif kembali jika tenaganya diperlukan. Langsung saja kesediaan Tunku mendapat dukungan oleh dua bekas menteri dan pejabat tinggi UMNO: Tan Sri Sayed Ja'far Albar (Johor) dan Khir Jauhari (Kedah). Ketegangan politik yang menghantui Malaysia itu terasa sedikit mereda ketika hari Selasa pekan silam muncul berita dukungan Pemuda UMNO terhadap putusan pemecatan Datuk Harun. Tapi besok paginya, koran-koran menyiarkan berita bantahan wakil ketua Pemuda UMNO, Datuk tuhamad. "Pertemuan di rumah Datuk Hussein itu tidak mencapai kesepakatan apa-apa", kata Muhamad. Dan soal Tun jadi makin tidak berketentuan. Tapi akhirnya -- setelah mendapat mosi tidak percaya dari parlemen Selangor -- Harun mundur sendiri dari jabatan Menteri Besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus