Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hong Kong pada Selasa, 23 Maret 2021, membenarkan telah meminta 14 negara di dunia untuk berhenti menerima pelancong dengan dokumen perjalanan Inggris, yang banyak digunakan oleh anak-anak muda Hong Kong untuk mengajukan visa liburan ke Eropa, Amerika Utara dan beberapa wilayah Asia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Langkah Hong Kong ini dipandang oleh beberapa otoritas sebagai sebuah pengkhianatan diplomatik. Hong Kong telah menginformasikan sejumlah konsulat asing lewat surat agar tidak lagi menerima warga Hong Kong dengan paspor British National Overseas (BNO) sebagai dokumen perjalanan yang sah per 31 Januari 2021. Hong Kong ingin warga menggunakan paspor Hong Kong itu sendiri.
Ketegangan diplomatik soal BNO terjadi pada Januari 2021 setelah Inggris memperkenalkan sebuah skema visa yang baru, yang menawarkan kepada warga Hong Kong kewarganegaraan penuh dari Inggris, yang ingin angkat kaki dari Hong Kong.
Ilustrasi Turis Milenial
Skema itu diperkenalkan Inggris setelah Hong Kong meloloskan undang-undang keamanan nasional pada 2020. Aturan hukum itu dikritik karena di nilai bisa menghancurkan demokrasi di Hong Kong. Hong Kong dulunya wilayah jajahan Inggris sebelum akhirnya diserahkan ke Cina.
“Pemerintah Hong Kong tidak punya otoritas untuk mendikte negara asing soal paspor mana yang sah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Kong.
Inggris akan terus menerbitkan paspor BNO, yang akan tetap sah sebagai dokumen perjalanan.
Hampir 3 juta warga Hong Kong memegang BNO atau memenuhi persyaratan untuk mendapatkan BNO. BNO sudah diterbitkan oleh Inggris sebelum Hong Kong dikembalikan ke Cina pada 1997.
Sumber: Reuters