Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Iklan Lazada Disebut Singgung Kerajaan Thailand, Kini Diboikot Tentara

Lazada membuat iklan yang menyinggung Kerajaan Thailand. Apa isinya?

10 Mei 2022 | 11.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ribuan pegawai negeri, polisi dan guru dikirim ke kamp militer di Thailand untuk mengikuti pelatihan intensif tentang pelayanan masyarakat dan kesetiaan kepada kerajaan. Sumber: reuters.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Thailand pada Senin, 9 Mei 2022, melarang 245.000 anggotanya menggunakan Lazada. Langkah itu diberlakukan, setelah situs e-commerce itu diduga menghina keluarga kerajaan dalam video promosinya.

Lazada membagikan iklan di halaman Facebook-nya, yang menampilkan seorang wanita mengenakan kostum tradisional Thailand sedang duduk di kursi roda. Warga yang setia kepada raja mengeluhkan ada maksud terselubung untuk anggota keluarga kerajaan.

Menteri Ekonomi dan Masyarakat Digital Chaiwut Thanakamanusorn mengatakan kepada wartawan, pemerintah sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap influencer media sosial dan agen periklanan yang bertanggung jawab atas video tersebut. Tindakan juga akan diambil terhadap Lazada.

Juru bicara Angkatan Darat Kolonel Sirichan Ngathong mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa video itu menyerang kerajaan dan menyebabkan perpecahan dalam masyarakat Thailand. "Tentara memiliki kebijakan untuk melarang semua unit tentara dan kegiatan terkait tentara memesan barang dagangan dari platform Lazada atau mengirimkan barang dari Lazada," kata Sirichan, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 10 Mei 2022.

Lazada, cabang Asia Tenggara dari Alibaba Group Holdings, menolak mengomentari boikot tersebut. Sebelumnya, Lazada sudah meminta maaf atas atas video yang disebut menyebabkan kerusakan emosional itu. Lazada mengakui pihaknya seharusnya lebih berhati-hati.

Setidaknya setengah lusin bisnis Thailand, termasuk beberapa yang dijalankan oleh istana, juga telah menangguhkan penggunaan Lazada karena video promosi tersebut.

Thailand memiliki undang-undang lese majeste yang ketat. UU itu dapat membuat pengadilan menjatuhkan hukuman penjara hingga 15 tahun untuk setiap pelanggaran yang mencemarkan nama baik, menghina, atau mengancam Raja Maha Vajiralongkorn, ratu, pewaris atau bupati. 

Baca: Jepang dan Thailand Sepakati Perjanjian Pertahanan Baru

REUTERS 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Daniel Ahmad Fajri

Daniel Ahmad Fajri

Lulus dari Universitas Gunadarma jurusan Sastra Inggris pada 2019. Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus