Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sri Mulyani Sebut Dampak Perang Rusia - Ukraina Kini Menjalar ke Sektor Keuangan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan perang Rusia dan Ukraina turut mendorong kenaikan inflasi dan mulai merembet ke sektor keuangan.

20 April 2022 | 21.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan perang Rusia dan Ukraina turut mendorong kenaikan inflasi dan mulai merembet ke sektor keuangan. Hal tersebut terlihat dari pergerakan premi risiko investasi (credit default swap) atau CDS Indonesia yang sedikit meningkat, serta tertekannya nilai tukar rupiah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia juga menyebutkan bahwa pasar keuangan dan obligasi di Amerika Serikat telah mengalami perubahan yang sangat fundamental. Hal ini dinilai bakal mendorong makin melonjaknya cost of fund di seluruh dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, kata Sri Mulyani, nilai tukar rupiah cenderung stabil dan selisih antara yield SBN tenor 10 tahun dengan US Treasury masih cukup kompetitif.

Yield 10 tahun SBN rupiah memang mengalami sedikit kenaikan, namun dibandingkan negara lain, bahkan dibandingkan AS pun, kita masih lebih rendah kenaikannya,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu, 20 April 2022.

Sementara itu, aliran modal yang mengalir ke negara berkembang juga mengalami perubahan sentimen. Hal tersebut terimbas laju inflasi yang tinggi di AS, yang kemudian direspons dengan pengetatan moneter sehingga mendorong kenaikan yield US Treasury.

Walhasil, hal tersebut memicu menyebabkan keluarnya aliran modal asing dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Walaupun sebetulnya outflow yang terjadi lebih terbatas dibandingkan negara lain.

“Dalam hal ini kita lihat capital flow untuk ekuitas masih sangat positif, tapi capital flow dari sisi surat utang negatif," tutur Sri Mulyani. "Ini yang harus terus kita jaga dari sisi likuiditas SBN maupun dari sisi pembiayaan defisit atau pembiayaan dari SUN yang harus dijaga secara hati-hati."

Perang antara Rusia dan Ukraina sebelumnya turut berimbas ke neraca perdagangan Indonesia. Sejak Maret 2022, ekspor dan impor Indonesia dengan Rusia dan Ukraina terganggu.

Badan Pusat Statistik mencatat bulan lalu, neraca perdagangan Indonesia terhadap Rusia mengalami defisit US$ 189,5 juta. Defisit ini terjadi akibat menurunnya ekspor untuk tiga komoditas utama Indonesia, yakni lemak, minyak hewan nabati, karet, dan mesin serta peralatan listrik.

“Pada Januari, ekspor lemak dan minyak hewan nabati ke Rusia  US$ 102,4 juta. Kemudian Maret berkurang menjadi uS$ 58,3 juta. Terlihat sekali perdagangan lemak dan minyak hewan nabati menyebabkan ekspor ke Rusia menurun,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin, 18 April 2022.

BISNIS | FRANCISCA CHRISTY ROSANA 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus