Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Indira dirindukan lagi

Rakyat india merindukan kepemimpinan indira gandhi dan menyesal telah mendukung partai janata dalam pemilu 1977. sikap sederhana morarji desai dianggap berlebihan kriminalitas meningkat. (ln)

3 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK Morarji Desai memerintah India Maret 1977, di negeri itu diperkenalkan "hari kering." Pada hari itu di mana saja tidak diperbolehkan menjual minuman keras. Tidak semua orang India sepakat dengan kebijaksanaan Desai yang spartan itu. Seorang sopir taxi di New Delhi malah menyatakan penyesalannya karena mendukung Partai Janata dalam pemilu 1977. "Dulu Indira Gandhi menginjak-injak demokrasi, tapi Desai malah mencampuri urusan pribadi kita," katanya kepada Salim Said dari TEMPO. Sikap sederhana Desai yang dinilai berlebihan oleh banyak orang itu telah pula menjadi sumber makin kurang populernya sang perdana menteri. Popularitas Desai menjadi semakin berkurang ketika ia berhasil, lewat fraksinya di Lok Sabha (parlemen), mengusir dan memenjarakan Indira Gandhi ketika yang terakhir ini baru saja memenangkan pemilu di Cikmaglur. Apalagi Partai Janata yang merupakan koalisi lima partai yang dulu bersatu dalam menggulingkan Indira dirundung berbagai pertentangan. Puncaknya merupakan perpecahan antara Desai dan Mendagri Charan Singh yang meninggalkan kabinet Juni 1978. Pada masa itu kabinet Desai memang tidak bisa berbuat banyak. Karena itulah kriminalitas dikabarkan meningkat, ketegangan sosial dan kesukuan melanda daerah-daerah bagian utara. Hubungan dengan Cina tidak mengalami perbaikan karena Menlu Atal Bihari Vajpayee tidak kunjung berangkat ke Beijing (Peking) karena alasan "Sakit." Ia cuma segan pergi ketika partainya dalam keadaan bergolak. Tapi cerita ketidak-kompakan itu nampaknya buat sementara sudah teratasi. Kantor Perdana Menteri India pekan lalu menyiarkan pengangkatan Charan Singh sebagai wakil perdana menteri merangkap menteri keuangan. Kembalinya tokoh petani itu jelas memperkuat posisi pemerintah terhadap pihak oposisi yang makin populer. Di sini pihak Janata mengambil langkah rekonsiliasi antara sesamanya. Charan Singh, yang tadinya mundur karena keengganan Desai menindak anaknya yang dicurigai memanfaatkan fasilitas negara bagi kegiatan dagangnya, tidak pernah dibayangkan bisa berdamai kembali dengan Desai. Di antara kawan-kawan dan pendukungnya, ia dipersiapkan untuk menjadi perdana menteri. Merasa diri belum kuat, ketika oposisi makin maju, ia nampaknya cukup bijaksana menerima kursi orang kedua setelah Desai. Sebelumnya memang tersiar kabar adanya kontak-kontak rahasia antara para pengikutIndira dengan pengikut Singh. Berita itu kemudian hilang begitu saja. Indira sendiri masih tetap berada di rumah kediaman pribadinya yang sederhana. Bebas dari penjara, statusnya kini masih belum jelas (lihat Gandhi vs Desai). Kini, kepahitan masa darurat berangsur-angsur dilupakan, dan kepemimpinan Indira yang menonjol kembali dirindukan oleh orang-orang India.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus