Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia akan meminta dukungan Rusia menyusul pencalonan Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) periode 2019-2020. Permintaan ini akan disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, dalam kunjungannya ke Moskow, Rusia pada 12 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Selain membahas soal hubungan bilateral, kami juga akan membahas perkembangan global dan kawasan serta rencana pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB, termasuk apa saja yang menjadi prioritas Indonesia apabila terpilih,”kata Arrmanatha Nasir, Kamis, 8 Maret 2018 di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Diaoyutai State Guest House, Beijing, 10 November 2014. TEMPO/Ananda Teresia
Menurut Arrmanatha, negara-negara Dewan Keamanan PBB memang tidak bisa menyatakan secara terbuka apakah mereka mendukung suatu negara atau tidak. Namun Indonesia sangat berharap, Rusia mau memberikan dukungannya untuk Indonesia. Rusia adalah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto.
Proses pemungutan suara pemilihan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB akan diselenggarakan pada Juni 2018. Untuk memperbutkan posisi ini, Indonesia akan besaing dengan Maladewa mewakili wilayah Asia Pasifik. Total ada 10 kursi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Semenjak mencalonkan diri menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Indonesia gencar berkampanye untuk mendapatkan dukungan sebanyak-banyaknya dari total 193 negara anggota PBB. Diantara poin kampanye Indonesia adalah Indonesia akan memperjuangkan PBB yang lebih efisien, reformasi di PBB, dan ingin PBB lebih banyak membantu negara-negara berkembang dalam menghadapi tantangan.