Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ingin Netral ?

Menolak usul carter untuk mengenakan sanksi atas moskow. menlu inggris mengusulkan pemecahannya. presiden brezhnev berkomentar.

8 Maret 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUNGGUH dianggap sepi. Batas waktu yang ditetapkan Presiden Carter supaya Uni Soviet menarik mundur pasukannya dari Afghanistan ternyata lewat begitu saja. Bahkan sekutu AS tidak bulat hati untuk memboikot Olympiade Moskow. Umpamanya, pertemuan para Menlu 9 negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang berlangsung di Roma (19 Februari) tegas menolak usul Carter untuk mengenakan sanksi atas Moskow. Mereka cenderung ingin membicarakan pendekatan yang mungkin bagi penyelesaian krisis Afghanistan itu. Konperensi para Menlu MEE itu berpendapat, "krisis ini bisa diselesaikan secara konstruktif dengan membiarkan Afghanistan netral dan berada di luar kompetisi kekuatan yang ada." Lord Carrington, Menlu Inggris, mengusulkan cara pemecahan ini dengan alasan 'agar Soviet tidak kehilangan muka'. Inisiatif Inggris ini sebenarnya bukanlah hal baru. Jauh sebelum itu Carter juga pernah mengajukannya, tapi dengan berbagai syarat yang harus clipenuhi Soviet terlebih dahulu. Mungkin di sinilah letak bedanya. Dalam surat balasannya kepada Presiden Tito -- yang menghimbau AS untuk melanjutkan usaha ke arah peredaan ketegangan -- Carter telah menyatakan bersedia turut memberikan jaminan bagi netralitas Afghanistan. Hal ini diungkapkan jurubicara Gedung Putih pekan lalu. Tapi yang jadi soal, seperti ditulis International Herald Tribune, "apakah bangsa Afghanistan sudah ditanyai bahwa mereka memang ingin netral?" Memang masalah netralitas ini hampir tidak berguna lagi sejak superpower menjadi penentu kelangsungan suatu pemerintahan di Dunia Ketiga. Namun 'netralitas' ini masih perlu didengungkan. Begitupun, secara tegas RRC menolak usul itu. "Serahkanlah hal itu kepada rakyat Afghanistan, dan Mosko harus segera keluar dari wilayah itu, kata seorang pejabat RRC, yang dikutip Voice of America. Dalam suatu pertemuan dengan Armand Hammer, seorang industrialis Amerika, Presiden Leonid Brezhnev telah memberikan isyarat bahwa Moskow siap menarik mundur pasukannya. "Asal segala bentuk campur tangan asing yang mengancam langsung pemerintahan dan rakyat Afghanistan menghentikan kegiatannya," kata Brezhnev. Tapi pada hari yang sama, Soviet mulai lagi mengirimkan pasukan tambahan dan bahan perlengkapan bagi keperluan militer ke Afghanistan. Pernah sehari penuh lapangan terbang Kabul (27 Februari) sibuk melayani pesawat terbang Soviet yang datang silih berganti setiap 30 menit. Hal itu diceritakan oleh turis Barat yang datang di New Delhi dari Kabul kepada pers. Menurut cerita pelancong itu, tambahan pasukan Soviet makin datang setelah terjadi huru-hara anti Soviet yang menewaskan ratusan tentaranya. Kalaupun Soviet menerima usul netralitas tadi, mungkin hanya merupakan pilihan sementara, sambil ia menantikan hasil pertarungan yang tak menentu di negara itu. Yang jelas istilah 'campur tangan negara asing' semakin kabur sejak terjadinya invasi Soviet di Afghanistan ini. Rakyat Afghanistan secara langsung merasakan akibat pertarungan sesama bangsanya dalam melawan Soviet. Dari berita yang sampai lewat para pengungsi di Peshawar, diketahui pembunuhan terus berlangsung. Bahkan sumber intelijen AS mengatakan 2 desa di Afghanistan telah dibom oleh Soviet. Artinya ada perang, sesuatu yang mengerikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus