Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun Iran hanya menargetkan fasilitas-fasilitas militer dalam serangan ke Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tampaknya sedang merencanakan pembalasan ke fasilitas-fasilitas energi dan minyak di Iran. Jika ini terlaksana, Iran akan mengalami gangguan ekonomi dan energi yang masif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Infrastruktur energi Iran, yang merupakan landasan ekonominya meskipun ada sanksi AS, kini menjadi pusat ketegangan geopolitik. Iran memiliki sekitar 208 miliar barel cadangan minyak mentah dan 34 triliun meter kubik gas alam, menurut Perusahaan Minyak Nasional Iran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut aset-aset Iran yang perlu dilindungi dari serangan Israel, seperti dilansir Anadolu Agency:
Kilang-kilang Minyak
Di jantung kekuatan ekspor minyak Iran ada Pulau Kharg di Teluk Persia, 25 kilometer di lepas pantai Iran. Lokasi strategis ini memiliki tangki-tangki penyimpanan besar yang dioperasikan oleh National Iranian Oil Company (NIOC) dan berfungsi sebagai pusat ekspor minyak utama negara ini. Posisi pulau ini di Teluk membuatnya menjadi titik penting bagi perdagangan energi global.
Di provinsi Khuzestan yang kaya akan minyak di barat daya Iran, Kilang Abadan berdiri sebagai fasilitas minyak terbesar di Iran. Dengan kapasitas pemrosesan harian sekitar 630.000 barel, kilang ini memainkan peran penting dalam industri perminyakan negara ini. Kilang ini, yang mengalami kerusakan parah selama Perang Iran-Irak pada 1980-an, telah diperbaiki dan kembali beroperasi.
Produksi gas alam Iran berpusat di sekitar terminal Asaluyeh di provinsi Bushehr. Terletak di dekat ladang gas South Pars, yang dimiliki bersama oleh Iran dan Qatar, fasilitas ini merupakan salah satu tempat produksi gas terbesar di negara ini. Terminal ini memproses gas dari ladang South Pars untuk penggunaan domestik dan ekspor.
Kilang minyak Isfahan, dengan kapasitas harian 375.000 barel, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri Iran. Demikian pula, Kilang Bandar Abbas, yang memproses 350.000 barel setiap hari, dianggap sebagai salah satu kilang terbesar di Iran.
Kilang Teheran, yang terletak di selatan ibu kota Teheran, sangat penting untuk konsumsi domestik dan produksi energi negara, dengan kapasitas penyulingan harian sekitar 250.000 barel.
Fasilitas-fasilitas Nuklir
Program nuklir Iran, yang menjadi sumber kontroversi internasional karena kekhawatiran akan potensi Iran untuk mendapatkan senjata nuklir, mencakup beberapa situs utama yang telah menarik perhatian dunia.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr, yang dibangun dengan bantuan Rusia, merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama dan satu-satunya di Iran. Fasilitas berkapasitas 1.000 megawatt di provinsi Bushehr, yang terletak di pesisir Teluk Persia, mulai beroperasi pada tahun 2011 dan diketahui bahwa Iran ingin meningkatkan kapasitasnya menjadi 3.000 megawatt.
Fasilitas Pengayaan Uranium Natanz, yang dianggap sebagai tempat pengayaan uranium terbesar di Iran, telah menjadi target upaya sabotase yang diduga dilakukan oleh Amerika Serikat dan Israel.
Fasilitas Pengayaan Uranium Fordow di bawah tanah, yang keberadaannya diungkapkan kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada tahun 2009, dan Reaktor Air Berat Arak, yang ditutup sementara di bawah kesepakatan nuklir 2015 tetapi diaktifkan kembali pada 2019, melengkapi instalasi nuklir utama Iran.
Ketegangan meningkat di wilayah tersebut
Ketegangan di sekitar fasilitas-fasilitas tersebut telah meningkat baru-baru ini. Wakil Komandan Garda Revolusi Iran Brigjen Ali Fadavi memperingatkan akan melakukan pembalasan terhadap fasilitas-fasilitas energi Israel jika terjadi serangan terhadap infrastruktur minyaknya. Hal ini sebagai tanggapan atas ancaman yang dirasakan dari Israel bahwa mereka akan menargetkan fasilitas-fasilitas minyak Iran.
Biden, yang berbicara mengenai kemungkinan tanggapan Israel terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober, menyarankan Israel untuk mempertimbangkan alternatif lain selain menargetkan ladang minyak.
Komentarnya mengindikasikan adanya pertimbangan mengenai strategi respons dan menyoroti sifat sensitif dari fasilitas-fasilitas tersebut dalam iklim geopolitik saat ini. Seiring dengan ketegangan yang terus berlanjut, komunitas internasional tetap waspada terhadap perkembangan di sekitar fasilitas-fasilitas strategis Iran. Situasi ini terus berkembang, dengan potensi implikasi terhadap keamanan energi global dan diplomasi nuklir di kawasan ini.
Iran Siap Membalas Serangan Israel
Sebuah sumber di angkatan bersenjata mengatakan kepada kantor berita Tasnim bahwa tanggapan yang diperlukan untuk kemungkinan tindakan Zionis telah sepenuhnya siap dan jika Israel mengambil tindakan, tidak ada keraguan bahwa serangan balasan Iran akan dilaksanakan.
Dalam rencana Iran, ada beberapa jenis serangan balasan dan serangan spesifik, tergantung pada jenis tindakan Zionis, keputusan segera akan dibuat mengenai pelaksanaan satu atau lebih dari mereka, kata sumber itu.
"Iran memiliki daftar target di Israel, dan Janji Sejati II juga membuktikan bahwa kami dapat menghancurkan titik mana pun yang kami inginkan," kata sumber tersebut, dikutip Mehr News Agency. Pada Selasa, Republik Islam meluncurkan ratusan rudal ke arah militer Israel, serta pangkalan spionase dan intelijen di seluruh wilayah pendudukan sebagai bagian dari Operasi Janji Sejati II.
Operasi ini dilakukan sebagai tanggapan atas pembunuhan rezim terhadap Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan perlawanan Palestina Hamas, Sekretaris Jenderal gerakan perlawanan Lebanon Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, dan Brigadir Jenderal Abbas Nilforushan, Wakil Komandan Operasi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Pilihan Editor: Israel Tingkatkan Serangan ke Selatan Beirut