Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ini Poin-poin Utama Proposal Gencatan Senjata Gaza

Gencatan senjata gaza diharapkan akan segera tercapai sebelum pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump.

15 Januari 2025 | 04.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di kafe tepi pantai di Deir Al-Balah, Jalur Gaza Tengah, 14 Januari 2025. Setidaknya 19 warga Palestina lainnya tewas dalam serangan Israel yang tak henti-hentinya di Jalur Gaza. Hal ini menjadikan jumlah korban tewas keseluruhan sejak Oktober 2023 menjadi 46.584 orang. REUTERS/Ramadhan Abed

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mediator Qatar telah mengirimkan kepada Israel dan Hamas sebuah rancangan proposal kesepakatan gencatan senjata Gaza untuk menghentikan pertempuran di Jalur Gaza dan menukar sandera Israel dengan tawanan Palestina sebagai langkah awal untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 15 bulan ini, Reuters melaporkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seminggu sebelum Presiden AS terpilih Donald Trump mengambil alih jabatan dari Presiden Joe Biden, para pejabat mengatakan bahwa sebuah terobosan telah dicapai dalam pembicaraan di Doha dan kesepakatan mungkin akan segera tercapai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut adalah poin-poin utama dari draf tersebut, menurut seorang pejabat Israel dan seorang pejabat Palestina. Hamas belum memberikan rincian apa pun.

Pembebasan Sandera

Pada tahap pertama, 33 sandera akan dibebaskan. Mereka terdiri dari anak-anak, wanita termasuk tentara wanita, pria berusia di atas 50 tahun, yang terluka dan sakit. Israel meyakini bahwa sebagian besar masih hidup, namun belum ada konfirmasi resmi dari Hamas.

- Tahap pertama akan berlangsung selama 60 hari. Jika berjalan sesuai rencana, pada hari ke-16 sejak kesepakatan berlaku, negosiasi akan dimulai pada tahap kedua di mana sandera yang masih hidup - tentara pria dan pria sipil yang lebih muda - akan dibebaskan dan mayat para sandera yang tewas akan dikembalikan.

- Sebagai imbalan untuk para sandera, Israel akan membebaskan lebih dari 1.000 tahanan dan narapidana Palestina, termasuk narapidana yang menjalani hukuman penjara yang panjang atas serangan mematikan.

- Para pejuang Hamas yang ambil bagian dalam serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel tidak akan dibebaskan.

Penarikan Pasukan

Penarikan pasukan akan dilakukan secara bertahap, dengan pasukan Israel tetap berada di garis perbatasan untuk mempertahankan kota-kota dan desa-desa perbatasan Israel.

- Akan ada pengaturan keamanan di koridor Philadelpia yang berbatasan dengan Mesir, di sepanjang tepi selatan Gaza, dengan Israel menarik diri dari sebagian wilayah tersebut setelah beberapa hari pertama kesepakatan.

- Penduduk Gaza Utara yang tidak bersenjata akan diizinkan kembali, dengan mekanisme untuk memastikan tidak ada senjata yang dipindahkan ke sana. Pasukan Israel akan menarik diri dari koridor Netzarim di Gaza tengah.

- Penyeberangan Rafah antara Mesir dan Gaza akan mulai berfungsi secara bertahap, memungkinkan perjalanan mereka yang sakit dan kasus-kasus kemanusiaan keluar dari daerah kantong untuk mendapatkan perawatan.

Peningkatan Bantuan

Akan ada peningkatan bantuan kemanusiaan yang signifikan ke Jalur Gaza, di mana badan-badan internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa penduduk di sana sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang parah.

Israel mengizinkan bantuan masuk ke daerah kantong tersebut, namun ada perselisihan mengenai jumlah yang diizinkan masuk serta jumlah yang sampai ke tangan orang-orang yang membutuhkan, dengan penjarahan oleh geng-geng kriminal yang menjadi masalah yang semakin meningkat.

Tata Kelola Gaza di Masa Depan

Siapa yang akan mengelola Gaza setelah perang adalah salah satu hal yang tidak diketahui dalam perundingan. Tampaknya putaran perundingan saat ini tidak memasukkan isu ini dalam proposal karena kompleksitasnya dan kemungkinan akan menghasilkan kesepakatan yang terbatas.

Israel telah mengatakan bahwa mereka tidak akan mengakhiri perang dengan membiarkan Hamas berkuasa. Israel juga menolak administrasi Gaza oleh Otoritas Palestina, badan yang didukung Barat yang dibentuk di bawah perjanjian perdamaian sementara Oslo tiga dekade lalu yang menjalankan kedaulatan terbatas di Tepi Barat yang diduduki.

Israel juga telah mengatakan sejak awal kampanye militernya di Gaza bahwa mereka akan mempertahankan kontrol keamanan atas daerah kantong tersebut setelah pertempuran berakhir.

Masyarakat internasional mengatakan bahwa Gaza harus dikelola oleh warga Palestina, namun upaya untuk mencari alternatif selain faksi-faksi utama di kalangan masyarakat sipil atau para pemimpin suku terbukti tidak membuahkan hasil.

Namun, ada diskusi antara Israel, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat mengenai pemerintahan sementara yang akan menjalankan Gaza hingga Otoritas Palestina yang direformasi dapat mengambil alih.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus