Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kota menjadi salah satu bagian terpenting dari sejarah. Namun begitu, ada beberapa kota yang berganti nama seiring waktu. Ada berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tiga kota di Asia yang berganti nama:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Kota Dushanbe
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kota ini terbesar di Tajikistan. Dalam bahasa resminya, "Dushanbe" punya arti Senin. Nama kota ini setidaknya berganti nama sebanyak tiga kali.
Awalnya dikenal dengan Dyushambe hingga pada 16 Oktober 1929 berganti menjadi Stalinabad. Pergantian nama ini dilakukan untuk menghormati Joseph Stalin. Hingga kemudian berganti ke nama yang sekarang masih berlaku.
Pergantian nama yang terakhir ini terjadi pada 10 November 1961. Alasannya mengulik kepada sejarahnya, d imana kota ini tumbuh dari sebuah desa yang pasarnya populer dan terjadi pada hari Senin. Kini, menurut data pada 2016, populasi kota Dushanbe terdapat 802.700 orang.
2. Kota Ho Chi Minh
Dikutip dari World Atlas, kota di Vietnam menjadi salah satu yang berganti nama. Dahulunya, Ho Chi Minh bernama Saigon sebelum berganti pada 2 Juli 1976. Alasannya karena setelah bergabung dengan provinsi tetangga, yakni Gia Dinh.
Sebelum itu pula, Saigon dulunya adalah ibu kota Cochinchina yang merupakan sebuah koloni Perancis. Ini kemudian menjadi ibu kota Vietnam Selatan, sebuah republik merdeka dari tahun 1955 hingga 1975.
Namanya diubah menjadi Ho Chi Minh setelah seorang pemimpin komunis yang meninggal dengan nama yang sama. Namun, nama Saigon masih banyak digunakan secara informal, dengan istilah tersebut terutama mengacu pada bagian perkotaan Kota Ho Chi Minh.
3. Kota Mumbai
Nama kota terpadat di India ini berganti pada November 1995. Sebelumnya masih bernama Bombay. Nama yang berlaku saat ini berasal dari kata "Mumba", yakni dewi pelindung yang disebut Mumbadevi. Sedangkan "Aku" dalam bahasa Marathu berarti "Ibu". Pergantian nama tersebut dilakukan oleh pemerintah dengan argumen bahwa "Bombay" adalah korupsi Inggris dari "Mumbai".
RAHMAT AMIN SIREGAR