Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Turki nekat menambah rudal bergerak S-400 buatan Rusia, meskipun sudah mendapat peringatan keras Amerika Serikat saat membeli peluru kendali dari darat ke udara itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Alasan Turki, sebagai anggota NATO, mereka tidak mendapat dukungan sistem pertahanan udara yang memuaskan dari sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rudal S-400 termasuk yang diperhitungkan Amerika Serikat karena mampu mendeteksi target dengan sinyal rendah seperti jet tempur siluman sekelas F-35 AS.
Selain Rusia, pengguna rudal ini adalah Cina, India dan Turki.
Menurut laman Eurasiantimes.com, Rusia mengklaim bahwa sistem senjata anti-pesawat ini tidak memiliki lawan paralel di seluruh dunia dalam hal kemampuan tempur.
Sistem S-400 Triumf, yang disebut sebagai SA-21 Growler oleh NATO, mampu mengenai sasaran pada ketinggian hingga 300 kilometer.
Melansir Time, Ukraina mendesak Amerika Serikat untuk mengerahkan sistem rudal Patriot menahan garis melawan Rusia. Rudal Patriot merupakan sistem pertahanan udara jarak jauh untuk melawan rudal balistik taktis, rudal jelajah, dan pesawat canggih. Military-today.com
Radar memiliki jangkauan setidaknya 600 km untuk pengawasan, sementara rudalnya memiliki jangkauan operasional hingga 400 km.
Sistem ini juga dilengkapi dengan fitur fire-and-forget-misil yang dilengkapi dengan perangkat pelacak yang memungkinkan mereka mengunci target dan menghancurkannya. Ini dapat secara bersamaan melacak dan menghancurkan sejumlah besar target pada jarak 150 kilometer.
Selain itu, S-400 adalah satu-satunya rudal di dunia yang mampu mencapai target di luar cakrawala. Sistem ini juga terlindungi dengan baik dari peperangan elektronik.
Ditambah lagi, dengan harga $300 juta per unit ini dinilai cukup bersaing. Ini adalah senjata yang diinginkan untuk setiap kekuatan pertahanan.
S-400 Triumf adalah sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) bergerak mampu menyerang pesawat, drone, rudal jelajah, dan memiliki kemampuan pertahanan rudal balistik terminal.
Ini mewakili generasi keempat SAM Rusia jarak jauh, dan penerus S-200 dan S-300. Kemampuan S-400 secara kasar sebanding dengan sistem Patriot AS, demikian ditulis missilethreat.csis.org.
Tidak seperti beberapa pencegat rudal Patriot saat ini, S-400 tidak menggunakan teknologi pertahanan rudal balistik hit-to-kill. Namun Rusia sedang mengembangkan pencegat baru, 77N6, yang diyakini menggunakan teknologi hit to kill.