Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Turki telah menerima sistem pertahanan udara S-400 Rusia kedua pada Ahad dan berencana mengoperasikannya pada April 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagian awal dari sistem S-400 dikirim ke Ankara pada bulan Juli meskipun ada peringatan tentang kemungkinan sanksi AS atas pembelian senjata Rusia. Amerika Serikat juga mengeluarkan Turki dari program F-35, tetapi Ankara sejauh ini menolak peringatan Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Reuters, 15 September 2019, kementerian pertahanan mengatakan pengiriman baterai S-400 kedua ke Turki telah selesai. Upaya untuk memasang sistem dan melatih personel yang akan menggunakannya terus berlanjut, katanya, seraya menambahkan bahwa mereka berencana untuk mengaktifkan S-400 pada April 2020.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusglu mengatakan pada Sabtu bahwa S-400 akan diaktifkan meskipun ada peringatan AS.
"Mereka (pejabat AS) mengatakan kepada kami 'jangan aktifkan itu (S-400) dan kami bisa menyelesaikannya masalah ini', tetapi kami mengatakan kepada mereka bahwa kami tidak membeli sistem ini sebagai alat bantu," kata Cavusoglu, menambahkan bahwa Turki akan terbuka untuk membeli sistem pertahanan udara AS, rudal Patriot produksi Raytheon.
Pada Jumat Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan ia akan membahas pembelian rudal Patriot dengan Presiden AS Donald Trump bulan ini, mengatakan ikatan pribadinya dengan Trump dapat mengatasi krisis yang disebabkan oleh S-400.
Namun Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada Senin pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi terkait pembelian sistem S-400 Turki, tetapi tidak ada keputusan yang dibuat sampai saat ini.