Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Inilah Sumbangan Pemikiran Yusuf Al Qaradawi bagi Dunia Islam

Yusuf Al Qaradawi dikenal sebagai ulama kontemporer yang pemikirannya telah berkontribusi besar bagi masa depan dunia Islam.

27 September 2022 | 22.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Cendekiawan Muslim Sheikh Yusuf Al Qaradawi. Twitter

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Yusuf Al Qaradawi dikenal sebagai ulama kontemporer yang pemikirannya telah berkontribusi besar bagi masa depan dunia Islam. Ulama kelahiran Mesir pada 1926 ini kerap dilekatkan pada sikap moderat. Pasalnya, hampir sebagian besar karyanya mengedepankan prinsip al Wasathiyah Al Islamiyah (Islam Pertengahan).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai ulama yang memiliki kepekaan tinggi terhadap Al Quran dan Hadist, Al Qardawi dengan sangat jenius telah berhasil menangkap ruh dan semangat ajaran kedua sumber hukum Islam tersebut. Ketajamannya dalam menangkap ajaran Islam membantunya untuk bersikap arif dan bijak. Dia pun gencar mengedepankan Islam yang toleran. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip buku Yusuf Qardhawi: Revolusi Pemikiran Lewat Ikatan Ilmu, Al Qardawi sangat selektif terhadap berbagai propaganda pemikiran Timur dan Barat. Termasuk pengaruh dari pemikiran umat Islam sendiri. Dengan begitu, diketahui bahwa ia tidak pernah terjebak dalam dikotomi pemikiran Timur dan Barat. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Al Qaradawi, justru menghambat kemajuan umat Islam. 

Dirinya juga turut menanggapi adanya golongan yang menolak pembaharuan, termasuk hukum Islam. Menurut dia, mereka adalah orang-orang yang tidak mengerti jiwa dan cita-cita Islam dan tidak memahami parsialitas dalam kerangka global. Yang diinginkannya adalah pembaharuan yang tetap berada di bawah naungan Islam.

Al Qardawi dalam bukunya yang berjudul Umat Islam Menyongsong Abad 21 menegaskan bahwa pembaharuan hukum Islam bukan berarti ijtihad semata. Ini karena ijtihad lebih ditekankan pada bidang pemikiran dan bersifat ilmiah. Sementara itu, pembaharuan harus meliputi bidang pemikiran sikap mental dan sikap bertindak yakni ilmu, iman, dan amal. 

Untuk menjadi ulama mujtahid yang berwawasan luas dan obyektif, Al Qardawi berpendapat, ulama harus lebih banyak membaca dan menelaah buku-buku agama. Termasuk buku agama yang ditulis oleh orang non-Islam, serta membaca kritik-kritik pihak lawan Islam. Tak heran, dia dikenal sebagai seorang ulama yang tak jemu mengembalikan identitas umat Islam melalui tulisan-tulisannya. 

Banyak karya ilmiah yang telah dihasilkannya, baik berupa buku, artikel, maupun hasil penelitian yang tersebar luas di dunia Islam. Tidak sedikit pula yang sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Di antara karya-karya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia antara lain Fatawa Mu’ashirah dan Al Khashaish Al Ammah li Al Islam

HARIS SETYAWAN 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus