Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ismail Haniyeh, Wajah Pragmatis Hamas yang Lahir di Kamp Pengungsi Palestina

Meskipun Israel belum mengaku bertanggung jawab, pembunuhan pemimpin sayap politik Hamas - Ismail Haniyeh - merupakan pukulan besar

31 Juli 2024 | 13.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada awal perang Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan mengejar para pemimpin Hamas di mana pun mereka berada, baik di dalam maupun di luar Gaza. Meskipun Israel belum mengaku bertanggung jawab, pembunuhan pemimpin sayap politik Hamas – Ismail Haniyeh – merupakan pukulan besar bagi kelompok tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Haniyeh adalah wajah pragmatis Hamas. Dia bukan tokoh garis keras dan militeristik dibandingkan Yahya Sinwar, yang merupakan pemimpin Hamas di Gaza dan memimpin pertempuran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Haniyeh adalah wajah diplomasi Hamas di Jazirah Arab. Dia memimpin upaya untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza. Dalam beberapa tahun terakhir dia berbasis di Qatar, yang merupakan tuan rumah sayap politik kelompok tersebut. Namun, dia sering berpindah-pindah ke Turki, Lebanon, Iran, dan Mesir.

Kematian Haniyeh jelas berdampak secara regional karena hal ini akan memerlukan perubahan kepemimpinan di kalangan Hamas. Namun ,kelompok ini mahir dalam hal ini. Strukturnya memungkinkan peralihan kekuasaan dengan lancar.

Pembunuhan para pemimpin Hamas bukanlah hal yang aneh. Pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, dibunuh pada 2004. Sebulan kemudian pemimpin senior lainnya, Abdel Aziz al-Rantisi juga dibunuh oleh Israel. Hanya masalah waktu sebelum jangkauan Israel meluas ke kepemimpinan kelompok tersebut saat ini.

Dalam gerakan nasional Palestina, Haniyeh adalah tokoh yang populer, bahkan di antara mereka yang sangat menentang ideologinya.

Ia dilahirkan di kamp pengungsi Gaza, di al-Shati – atau kamp pantai. Dia bergabung dengan grup tersebut saat masih muda dan naik pangkat.

Haniyeh memimpin upaya singkat Hamas dalam dunia politik. Kelompok ini mengalahkan saingan politiknya Fatah dalam pemilu nasional Palestina pada 2006.

Namun komunitas internasional tidak menerima hasilnya. Perang saudara singkat di Gaza antara Hamas dan Fatah menyusul.

Fatah diusir dari Gaza dengan Hamas mengambil alih kekuasaan. Masa jabatan singkat Haniyeh sebagai perdana menteri Palestina telah berakhir dan Hamas dan Fatah telah menjadi rival sengit sejak saat itu, meskipun ada beberapa upaya rekonsiliasi.

SKY NEWS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus