Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri luar negeri Israel, Israel Katz mendesak NATO agar mengeluarkan Turki. Hal itu adalah respon Israel setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan dalam pidatonya pada Minggu, 28 Juli 2024 bahwa Turki mungkin akan memasuki wilayah Israel sama seperti apa yang Israel lakukan pada negara-negara lain.
“Kita harus sangat kuat agar Israel tidak dapat melakukan hal-hal konyol ini terhadap Palestina. Sama seperti kita memasuki Karabakh, sama seperti kita memasuki Libya, kita mungkin melakukan hal serupa kepada mereka,” ucap Erdogan. Tak tinggal diam setelah mengetahui "ancaman" tersebut, Israel balik ancam Turki dengan desak NATO agar keanggotaannya dihapus.
Israel Samakan Erdogan dengan Saddam Husein
Katz ancam balik Erdogan dengan ungkit Saddam Husein. "Erdogan mengikuti jejak Saddam Hussein dan mengancam akan menyerang Israel. Ia harus mengingat apa yang terjadi di sana dan bagaimana itu berakhir," ujarnya.
Presiden Irak kala itu, Saddam Hussein mengancam Israel karena Israel merupakan sekutu Amerika Serikat yang terus-terusan menekan Palestina dan negara Arab lainnya. Pada 1948, Israel ingin memerdekakan dirinya dan memperluas daerah kekuasaannya. Hal ini menyebabkan banyak rakyat Palestina terusir dari tanahnya sendiri.
Tentu hal ini membuat geram dan banyak pemimpin Arab yang mengutuk tindakan Israel. Namun, dukungan pada Palestina dijadikan sebagai ajang mencari suara. Tak terkecuali Irak. Terbukti setelah dukungannya kepada Palestina, suara elektabilitasnya naik.
Namun, ancaman yang diujarkan oleh Saddam Hussein bukanlah isapan jempol belaka. Ia benar-benar melakukan janjinya dengan menyerang 2 kota di Israel, yaitu Tel Aviv dan Haifa pada 1991 ketika Perang Teluk.
Kemudian Amerika Serikat menuduh Irak memiliki senjata pemusnah massal pada Perang Teluk. Selain itu, Saddam Hussein juga dituduh atas kejahatan-kejahatan HAM lainnya. Pada Maret 2003, Amerika Serikat melakukan invasi ke Irak dan mengejar Saddam Hussein. Berbulan-bulan hidup dalam pelarian, ia akhirnya tertangkap pada Desember 2003 dan dijatuhi hukuman mati pada 2006.
Israel menyamakan Erdogan dengan Saddam Hussein karena ancamannya menyerang Israel. Tak berhenti dari situ, Israel balas ancaman itu dengan mengungkit kembali apa yang terjadi pada Saddam ketika menganggu Israel.
Keduanya Saling Perang Retorika
Tak berhenti di sana, kedua negara ini saling menyindir satu sama lain. Setelah Israel mengatakan Erdogan mengikuti Saddam Hussein, kali ini Erdogan lah yang mengatakan Israel mirip dengan Adolf Hitler. Keduanya sama-sama pelaku genosida.
"Sama seperti Hitler yang melakukan genosida berakhir, begitu juga dengan Netanyahu yang melakukan genosida. Seperti halnya Nazi yang melakukan genosida harus bertanggung jawab, demikian pula mereka yang mencoba menghancurkan Palestina. Kemanusiaan akan mendukung Palestina. Anda tidak akan bisa menghancurkan Palestina," ungkapnya.
Selain itu, Turki juga mengungkapkan bahwa dukungan mereka adalah "suara hati nurani umat manusia". Hal ini disampaikan dalam postingan X Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan. Pada bulan April, enam bulan setelah perang Gaza, Turki membatasi beberapa ekspor ke Israel, dan pada awal Mei mengumumkan bahwa mereka akan sepenuhnya menghentikan perdagangan dengan Israel.
Pemberhentian itu menyebabkan Israel sebut Turki "tidak waras". Sebagai pembalasan, Israel mengumumkan akan membatalkan perjanjian perdagangan bebasnya dengan Turki, dan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan tindakan tersebut akan dibatalkan jika Erdogan digantikan oleh "pemimpin yang bijaksana dan tidak membenci Israel."
Pilihan Editor: Israel Gunakan Anjing untuk Siksa Tahanan Palestina
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini