SEDIA topeng sebelum dibom, atau Israel memang bersiap perang? ~Ahad kemarin, di Kota Kfar Yona yang berpenduduk 5.000 orang dan di dua kota yang lain, pemerintah Israel membagikan pakaian dan topeng antisenjata kimia. Rencana Tel Aviv~ seluruh warga Israel (4,6 juta) akan mendapat pakaian itu dalam waktu ti~ga bulan. Tal~i, bila keadaan bahaya muncul, pembagian akan selesai dalam tiga hari. Tampaknya, posisi Israel berubah dalam krisis Teluk. Semula ada kesan, apa pun yang terjadi dengan krisis Teluk, hubungan Israel-Amerika akan menjadi lebih baik, setelah beberapa kali Israel menolak rencana damai yang ditawarkan Amerika untuk mengakhiri masalah Israel-Palestina. Karena itulah ~Is~rael~ bersedia menuruti permintaan AS, untuk tak ikut campur dalam krisis Teluk. Tapi kini harapan berputar. Apa pun jadinya krisis Teluk -- penyelesaian damai atau perang -- hubungan Israel-Amerika tampaknya akan lebih tipis. Amerika tentu tak akan melupakan jasa negera Arab yang bergabung dengan AS memblokade Irak. Contoh sudah ada, utang persenjataan Mesir kepada AS sebesar US$ 7 milyar sudah dihapuskan oleh Washin~gt~on seba~gai balas jasa. Selain itu, Senin pekan lalu, pidato Bush di sidang Majelis Umum PBB menyingung-nyingung diselesaikannya "pertikaian yang memisahkan negara-negara Arab dengan Israel. Bukankah mulusnya Saddam Hussein masuk Kuwait membuktikan bahwa Israel sebagai centeng Amerika di Timur Tengah tak bisa lagi dipercayai ? Ditambah tangan hampanya Menhan Isreal Moshe Arens dari Washington, untuk mendapatkan sejumlah keperluan Israel -- antara lain 15 pesawat F-15 dan 10 helikopter angkut juga ditolaknya permintaan tambahan bantuan yang jumlahnya bikin kaget orang Amerika: US$ 1 milyar untuk bahaya krisis Teluk, US$ 750 juta untuk pertahanan -- membuktikan Amerika tak lagi merasa sangat membutuhkan Israel. Sebaliknya, selagi ekonomi Amerika sulit, Arab Saudi menyatakan ingin membeli persenjatan senilai US$ 20 milyar dari Paman Sam. Sementara itu pun berlangsung perang pernyataan antara Menlu AS James Baker dan Menlu Israel ~David Levy. Pekan lalu Baker bilang, Levy menjanjikan utang Israel kepada AS sebesar US$ 40~ juta tidak untuk membangun perumahan bagi imigran Yahudi-Rusia di daerah pendudukan. Tapi Levy membantahnya. Untuk membangun perumahan itu, Israel tak tergantung pada uang Washington. Suatu gerakan pengumpulan dana untuk perumahan itu dari swasta Amerika, yang dimulai Januari lalu, diperkirakan sebelum akhir tahun akan terkumpul. Ini membuat Israel merasa perlu untuk membuktikan bisa berdiri di kaki sendiri. Tapi realistiskah itu ? Sejak 1985, Israel memerlukan subsidi AS sebesar US$ 1,8 milyar per tahun. Maka, spekulasi yang bisa ditempuh Israel adalah membuat jasa kepada Amerika. Dan itu hanya bisa dilakukan bila perang pecah. Ataukah Mossad akan melakukan operasi penggulingan Saddam Hussein -- penyelesaian yang sangat diharapkan Amerika ? Toh masih terbuka kemungkinan yang tetap memojokkan Israel. Pengganti Saddam tetap menuntut Israel melepaskan wilayah pendudukan -- dan ini tentu dis~okong negara-negara Arab yang lain. Laporan Mandy J. Garder (New York)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini