INIKAH dampak krisis Teluk di Amerika Serikat? Pada liburan akhir pekan lalu, juga libur hari Columbus awal pekan ini, para pelancong di Amerika boleh kecewa. Sejumlah taman nasional, museum, kebun binatang, dan tempat rekreasi lainnya yang bujetnya datang dari pemerintah, menutup pintu. Ini termasuk taman nasional di Patung Liberty di New York, sejumlah museum di Washington. Bila memang mau dihubungkan dengan krisis Teluk, kaitan itu memang ada tapi tak langsung. Itu semua akibat keputusan Presiden Bush setelah Jumat malam pekan lalu rencana bujet pemerintah ditolak oleh Majelis Rendah (House of Representative). Sebagai upaya menekan defisit, Bush mengusulkan pemotongan defisit sebesar US$ 500 milyar untuk lima tahun mendatang. Untuk tahun pertama, yakni tahun depan, pemotongan itu hanya US$ 40 milyar. Pengecilan defisit itu oleh Bush, yang ketika berkampanye dalam pemilu 1988 berjanji tak akan menaikkan pajak, antara l~ain dengan cara menaikkan pajak minyak, bir, anggur, dan rokok. Ditambah dengan pemotongan subsidi untuk kesehatan. Para wakil Partai Republik (partainya Bush) tak setuju dengan kenaikan pajak apa pun. Sementara itu, Partai Demokrat tak setuju pemotongan subsidi kesehatan. Untuk menaikkan pendapatan negara, para wakil Demokrat mengusulkan menaikkan pajak orang kaya, dan memotong lebih besar anggaran untuk militer. Khusus yang terakhir ditentang Bush dengan alasan krisis Teluk. Maka, jelas, persoalannya bukan hanya antara Presiden George Bush dan Majelis Rendah, tapi juga di antara anggota majelis itu sendiri. Gerakan penyetopan semua kegiatan tentu saja tak total. Umpamanya, kantor pos tetap jalan, petugas keamanan juga melakukan hal-hal seperti biasanya, kereta api tetap juga melaju di relnya, dan pertandingan bola antarkesatuan angkatan darat, laut, dan udara tetap berjalan karena dananya bukan dari pemerintah melainkan dari televisi dan penjualan tiket. Bila Selasa pekan ini "pemogokan pemerintah" terus berlanjut -- pemogokan keempat dalam sejarah Amerika-- "buntutnya adalah resesi," ramalan David Stockman, bekas direktur bujet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini