Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Jalan Camp David Terbuka Lagi

Kunjungan presiden Anwar Sadat ke AS. Kemungkinan akan membuka lagi perundingan masalah otonomi Palestina antara Mesir-Israel. Presiden Anwar Sadat mendesak AS berunding dengan PLO.

15 Agustus 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH hampir setahun senyap, perundingan Camp David tampaknya akan dilanjutkan lagi. Paling tidak inilah yang dijanjikan Presiden Ronald Reagan kepada Presiden Anwar Sadat yang berkunjung ke Washington pekan lalu. "Mari kita tempuh jalan itu bersama-sama," kata Reagan dalam pidatonya menyambut Sadat di Gedung Putih. Tapi secara samar terselip perbedaan paham bagi kemungkinan dilanjutkannya perundingan itu. Presiden Sadat yang mampir di London sebelum ke Washington telah mendesak agar AS membuka kontak dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Sedang Pemerintahan Reagan belum mau mengakui peranan Palestina, termasuk PLO, dalam proses perdamaian di Timur Tengah. Sesaat sebelum Sadat tiba di Washington, Menlu Alexander Haig dalam suatu wawancara tv menegaskan "PLO mesti mengakui hak Israel terlebih dulu sebelum AS terlibat dalam perundingan langsung dengan organisasl itu." Selama tiga kali pembicaraan dengan Sadat, Reagan tak mengutik-utik soal PLO. Bahkan ia juga tidak menyinggung soal itu dalam pidatonya pada jamuan kenegaraan. Tapi reaksi yang keras datang dari PM Menachem Begin. "Saya akan mengatakan pada kawan saya, Anwar, bahwa saya sepenuhnya tidak setuju membawa organisasi pembunuh itu ke dalam perundingan," ujar Begin. Buat Sadat kehadiran PLO dalam perundingan yang akan datang sangat penting artinya. Dengan mengambil contoh kejadian di Lebanon Sadat mengatakan: "Meningkatnya ketegangan dan kekerasan sebagaimana yang kita saksikan (di Lebanon) beberapa minggu belakangan ini adalah bukti hidup betapa perlunya suatu perdamaian menyeluruh." Hal itu dikemukakan Sadat dalam suatu jumpa pers di London. Kunjungan adat kali ini minimal membuka lagi jalan ke perundingan masalah otonomi Palestina antara Mesir-lsrael. Menurut rencana, perundingan itu berlangsung akhir September, setelah Begin bertemu dengan Presiden Reagan. PM Begin akan berkunjung ke Washington (8 September) juga untuk membicarakan perundingan otonomi Palestina. Tapi sebagian pengamat meragukan nasib perundingan itu. Perbedaan yang paling besar antara Mesir-lsrael adalah menyangkut pemukiman orang Yahudi di wilayah Arab yang diduduki Israel. Yaitu di Tepi Barat Sungai Yordan dan Gaza. Israel masih meneruskan pemukiman itu meskipun ditentang keras oleh Mesir. Menghadapi persoalan pemukiman itu, AS lebih banyak bersikap diam. Kabinet koalisi Likud dan partai agama yang berhasil dibentuk Begin pekan lalu akan sulit menahan perkembangan pemukiman baru itu. Justru aksi pemukiman itu didorong oleh kekuatan ultra nasional dan kelompok agama, pendukung kabinet Begin. Kabinet baru itu didukung oleh 61 kursi Knesset (parlemen Israel), sedang Partai Buruh dan kelompok oposisi lainnya menduduki 57 kursi. Dalam pemilu lalu kemenangan Partai Likud begitu tipis terhadap Partai Buruh, yaitu 48 banding 47. Maka kemungkinan besar posisi partai agama menentukan sekali dalam mayoritas tipis yang diperoleh kabinet koalisi Israel sekarang. Walaupun tidak menyinggung sama sekali kunjungan Sadat ke AS, Putra Mahkota Fahd dari Arab Saudi mengatakan bahwa perjanjian Camp David pada dasarnya telah gagal. "Dihentikannya bantuan yang tak terbatas kepada Israel merupakan syarat utama bagi penyelesaian adil atas konflik di Timur Tengah," ujar Pangeran Fahd. Perbedaan antara Mesir dan kelompok negara Arab yang menolak perjanjian Camp David belum lenyap. Tapi buat Mesir -- yang sedang menunggu Israel menyerahkan kembali sisa wilayah Mesir yang didudukinya di Semenanjung Sinai pada April 1982 -- perjanjian Camp David adalah satu-satunya formula yang bisa diandalkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus