REAKTOR nuklir India di Tarapur selama beberapa tahun bekerja
dengan kapasitas 50%. Segera ia akan bekerja penuh, dan Prancis
akan menjual 150 pesawat tempur Mirage- 2000 kepada India. Suatu
persetujuan ke arah itu ditandatangani pekan lalu, hanya
beberapa jam sebelum Presiden Prancis, Francois Mitterand, tiba
di New Delhi.
Mitterand kabarnya buat sementara melupakan sikap keras India
yang menolak pemeriksaan oleh Badan Tenaga Atom Internasional
(IAEA) atas posat nuklirnya. Bahkan Prancis akan mensuplai bahan
yang dibutuhkan Tarapur.
Amerika Serikat menghentikan penyediaan uranium bagi Tarapur,
sekitar 160 km disebelah utara Bombay, sejak keluarnya
undang-undang nonproliferasi negeri itu pada 1978. Undang-undang
itu melarang pemerintah Amerika menjual bahan bakar nuklir
kepada negara yang tidak mengizinkan IAEA memeriksa seluruh
program nuklir mereka.
India menolak. Alasannya: Tarapur dibangun dengan bantuan
Amerika, sementara Washington terikat pada perjanjian tahun 1963
untuk menyediakan bahan bakar nuklir bagi reaktor itu selama
masa 30 tahun. Washington kata New Delhi, secara hukum tidak
dapat dengan semena-mena membatalkan suatu perjanjian
internasional yang ditandatangani jauh sebelumnya.
Dengan kedua pihak tak sepaham lagi, dan India tampaknya tidak
dapat menunggu lebih dari 8 tahun, Perdana Menteri Ny. Indira
Gandhi lalu menoleh-- ke tempat lain: Prancis. Di bawah
presidennya yang baru, Prancis ingin memberi warna khusus dalam
hubungannya dengan negara Dunia Ketiga, warna Sosialis.
Saya menganggap solidaritas dengan Dunia Ketiga sebagai kunci ke
arah masa depan kita bersama dan suatu keharusan bagi kita, kata
Mitterand dalam suatu pidato setahun lalu. Dalam kunjungannya
selama 4 hari di India, Mitterand berbicara lebih tegas lagi.
Membantu India, baginya berarti membantu Prancis. Di depan
parlemen India, Lok Sabha, dia menyatakan: Persamaan kita
miliki. Para anggota memukul-mukul meja mereka sebagai tanda
setuju.
Penjualan uranium oleh Prancis itu rupanya dipandang sebagai
suatu solidaritas dengan Dunia Ketiga. Dengan cara begitu
Prancis memang jelas ingin menggantikan kedudukan Amerika di
negen di mana saja Paman Sam gagal. Namun Presiden Reagan
membiarkan Prancis menyediakan uranium yang diperkaya itu untuk
India. Ini pernah dinyatakannya pada Ny. Gandhi ketika PM India
itu datang ke Washington akhir Juli lalu.
Menurut laporan pers Prancis, kontrak itu mencakup penyediaan
uranium yang diperkaya 2,7% bernilai sekitar 40 juta franc
Prancis (US$ 5,7 juta) setahun. Sebagai imbalannya, India
membeli 150 pesawat tempur Mirage- 2000 buatan Prancis. Tipe itu
dipandangna cukup ampuh mengimballgi pesa Ivat tempur F-16 yang
dibeli Pakistan dari Amerika.
India meledakkan bom atomnyaberkekuatan 15 kiloton dalam tahun
1974. Dan sekalipun reaktor Tarapur dewasa ini dimaksudkan untuk
pembangkit tenaga listrik dan penelitian pertanian India
mungkin saja dapat memanfaat kan ampas nuklir itu untuk
persenjatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini