Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Kuala Lumpur menerima informasi mengenai insiden penembakan terhadap WNI di sekitar perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia. Kedua lembaga itu sekarang memonitor kasus ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan hasil komunikasi KBRI dengan PDRM (Kepolisian di Raja Malaysia) dapat dikonfirmasi bahwa benar pada 24 Januari 2025 telah terjadi penembakan oleh APMM (Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia) terhadap WNI yang diduga akan keluar Malaysia melalui jalur ilegal. Penembakan dilakukan karena WNI melakukan perlawanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam insiden tersebut, satu WNI tewas dan beberapa luka-luka. Identitas para korban masih terus didalami.
Atas insiden ini, KBRI telah meminta akses kekonsuleran untuk menjenguk jenazah dan menemui para korban luka. KBRI juga akan mengirimkan nota diplomatik untuk mendorong dilakukannya penyelidikan atas insiden tersebut, termasuk kemungkinan penggunaan excessive use of force.
Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Kuala Lumpur akan terus memonitor penanganan kasus ini oleh otoritas Malaysja. Bukan hanya itu, Kementerian Luar Negeri RI juga akan memberikan bantuan kekonsuleran kepada para korban.
Mengutip data dari Bank Indonesia, jumlah pekerja migran Indonesia di Malaysia menjadi yang terbanyak dengan 1.628.000 orang atau setara 50,03% dari total keseluruhan pekerja migran Indonesia. Setelah Malaysia, disusul dengan Arab Saudi di posisi kedua dengan 833 ribu orang. Kemudian ada Taiwan (290.000), Hong kong (281.000), serta Singapura di posisi kelima dengan 91 ribu pekerja migran Indonesia.
Pilihan editor: UNRWA Siap Kirim 4 Ribu Truk Bantuan ke Jalur Gaza
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini