Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Pelantikan pejabat baru

Pelantikan kepala staf, AL, AU, POLRI. Anton Sudjarwo sebagai KAPOLRI menggantikan Awaluddin Djamin. Sukardi sebagai KSAU menggantikan Ashadi Tjahjadi. M. Romli sebagai KSAL menggantikan Waloejo Soegito.

11 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEKA-TEKI mengenai siapa yang menjabat Kepala Staf Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kepala Kepolisian RI, berakhir. Presiden Soeharto, Sabtu lalu, di Istana Negara telah melantik Laksamana Madya Mochamad Romli, Marsekal Madya Sukardi, dan Maylen (Pol) Anton Soedjarwo untuk mengisi pos penting di lingkungan ABRI itu. Pejabat yang digantikan adalah Laksamana Waloejo Soegito, Marsekal Ashadi Tjahjadi, dan Jenderal (Pol) Awaluddin Djamin. Tak ada pidato Kepala Negara dalam acara pelantikan yang berlangsung sekitar 20 menit itu. Mochamad Romli, 54 tahun, yang diangkat menjadi orang Nomor 1 di TNI-AL itu, sebelumnya menjabat Deputi KSAL. Laki-laki kelahiran Tulungangung, Ja-Tim, semula tak banyak disebut-sebut sebagai orang yang akan menerima tongkat komando dari Waloejo. Surat pengangkatan Presiden atas Romli juga baru diterimanya 1 Desember. Sukardi juga menerima pemberitahuan selang beberapa hari sebelum pelantikan di Istana Negara. Ia menerima kabar itu dari Menteri Hankam M. Jusuf. Ketika itu ia bertugas d Ujungpandang sebagai Panglima Komando Strategi Nasional (Kostranas). Sukardi, 51 tahun, penerbang karir, juga tak banyak komentar mengenai pengangkatannya. "Saya mesti beres-beres dulu sebelum pindah," katanya seusai pelantikan. Lain lagi cerita Anton Soedjarwo, yang berkumis tebal itu. Ia, menurut pengakuannya, tak menduga akan diserahi jabatan Kepala Kepolisian RI ketika dipanggil Menteri Hankam Jusuf, tiga hari sebelum pelantikan. "Wah, ternyata saya diperintahkan, ya harus saya laksanakan," katanya. Anton, 52 tahun, sebelum nya Kadapol Metropolitan Jakarta Raya, ketika dilantih tampak lebih rapi dibandin biasanya. Rambutnya dipang kas dan disisir licin. Kumisnya juga dipotong lebih pendek. Menurut Anton, kumisnya itu, walau sudah menjadi Kapolri, tidak akan dicukut habis. "Soalnya ini sudah paten," katanya sambil memelintir kumis. Kini ia masih berbintang dua. Dan untuk jabatan Kapolri, biasanya memerlukan polisi yang menyandang empat bintang. Lalu? "Ya, utang dulu 'kan bisa," jawab Antom Selain terkenal sebagai Kadapol Metropolitan Jakarta Raya, dia juga bekas Komandan Korps Brigade Mobil (Brimob).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus