Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jepang menghadapi kekurangan hampir satu juta pekerja asing pada 2040 jika pemerintah ingin mencapai tujuan pertumbuhan ekonominya seiring dengan berkurangnya populasi. Hal ini berdasarkan perkiraan dari sebuah lembaga pemikir yang didukung negara pada Kamis 4 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan laju saat ini, 5,91 juta orang asing akan bekerja di Jepang pada 2040. Namun, jumlah ini masih kurang hampir satu juta tenaga kerja asing yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata yang ditargetkan sebesar 1,24 persen, menurut penelitian Japan International Cooperation Agency (JICA).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesenjangan permintaan-penawaran tenaga kerja asing melebar lebih dari dua kali lipat dari perkiraan JICA sebelumnya pada 2022. Ini setelah para peneliti memperbarui data untuk memperhitungkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan di negara-negara emigrasi seperti Vietnam, Myanmar dan Kamboja.
Pekerja asing sangat penting bagi perekonomian Jepang, karena mereka membantu mengisi kekurangan tenaga kerja yang parah akibat penuaan yang cepat dan menurunnya angka kelahiran.
Jumlah pekerja asing di Jepang meningkat lebih dari empat kali lipat dalam 15 tahun terakhir menjadi 2,05 juta, atau sekitar 3 persen dari seluruh angkatan kerja pada Oktober tahun lalu.
Pemerintah telah memperluas izin visa kerja ke sejumlah sektor kerah biru dan pekerjaan terampil dengan mengurangi opini masyarakat mengenai penerimaan tenaga kerja imigran.
Namun dengan adanya rintangan termasuk melemahnya mata uang yen, upah yang rendah secara konvensional, dan masalah hak asasi manusia, Jepang harus meningkatkan upayanya untuk tetap kompetitif dalam perlombaan global untuk mendapatkan talenta, kata para ahli.
Pilihan Editor: Jepang Andalkan Imigrasi dan Teknologi Atasi Penyusutan Penduduk
REUTERS