Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jepang dikabarkan telah memutuskan untuk tidak memperbolehkan supporter dari luar negeri menghadiri event Olimpiade Tokyo. Dikutip dari kantor berita Reuters, Pemerintah Jepang mengambil keputusan itu usai menimbang resiko penyebaran COVID-19 jika para supporter luar negeri diizinkan masuk, dengan atau tanpa protokol kesehatan.
"Kami memutuskan untuk menggelar Olimpiade Tokyo dan Paralympic tanpa kehadiran supporter dari luar negeri karena kekhawatiran publik soal COVID-19, terutama dengan varian baru muncul di berbagai negara," ujar pejabat pemerintah yang enggan disebutkan namanya, Selasa, 9 Maret 2021.
Pejabat terkait menambahkan, larangan tersebut juga akan berlaku untuk event pembukaan Olimpiade Tokyo, termasuk relay obor. Adapun pembukaan akan digelar tertutup di perfektur Fukushima dengan para peserta hanyalah orang-orang yang diundang secara khusus.
Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo tidak membantah atau membenarkan kabar yang beredar tersebut. Presiden Olimpiade Tokyo Seiko Hasimoto menyatakan segala keputusan soal penyelenggaraan event olahraga internasional tersebut akan disampaikan pada 25 Maret nanti.
"Keputusan soal memperbolehkan kehadiran supporter dari luar negeri atau tidak untuk Olimpiade Tokyo akan disampaikan pada akhir Maret 2021. Hal tersebut akan menimbang pada beberapa hal mulai dari tingkat penularan di Jepang dan negara peserta, protokol kesehatan, serta masukan dari pakar," ujar Seiko Hasimoto menegaskan.
Menteri Olimpiade Jepang Seiko Hashimoto menghadiri konferensi pers di kediaman resmi Perdana Menteri Shinzo Abe di Tokyo, Jepang 11 September 2019. [REUTERS / Issei Kato]
Sebastian Coe, Presiden dari Organisasi Atletik Dunia, memaklumi langkah Pemerintah Jepang jika menggelar Olimpiade Tokyo secara tertutup. Coe berkata, walaupun dirinya menginginkan Olimpiade Tokyo dihadiri supporter dari berbagai negara, tetap kekahwatiran warga di Jepang perlu diperhatikan.
"Melihat vaksinasi dan pengorbanan yang dilakukan berbagai negara setahun terakhir, saya tentu berharap supporter (internasional dan domestik) diperbolehkan untuk menonton langsung Olimpiade Tokyo."
"Namun, jika komunitas lokal khawatir (akan masalah keamanan), maka para atlir harus menerimanya. Mereka sudah siap akan hal itu," ujar Coe menegaskan.
Mengacu pada survei yang digelar oleh koran Yomiuri, mayoritas warga Jepang memang menolak supporter luar negeri berkunjung ke event Olimpiade Tokyo. Mereka khawatir jumlah penonton yang besar malah akan memperparah pandemi COVID-19 di Tokyo.
Hasil surveinya, 77 persen tidak mendukung kedatang supporter asing. Sementara itu, mereka yang mendukung tercatat ada 18 persen. Adapun Olimpiade Tokyo ditargetkan berlangsung pada 23 Juli 2021 hingga 8 Agustus 2021. Sementara itu, untuk Paralympic, dari 24 Agustus 2021 hingga 5 September 2021.
Perihal COVID-19, Tokyo masih dalam status darurat nasional per berita ini ditulis. Mereka pun lagi bersiap-siap untuk gelombang baru pandemi COVID-19 menyusul ancaman varian baru virus menjelang Olimpiade Tokyo. Adapun Jepang tercatat memiliki 441.200 kasus dan 8300 kematian akibat COVID-19.
Baca juga: Mayoritas Warga Jepang Tak Mau Olimpiade Tokyo Dihadiri Penonton Luar Negeri
ISTMAN MP | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini