Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Andris Kalnins, Presiden Asosiasi Hotel dan Restoran di Latvia, pada Jumat, 1 Juli 2023, mengungkap Latvia kehilangan satu pertiga jumlah kunjungan turis asing sejak menurunkan level hubungan dengan Rusia buntut dari perang Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Latvia adalah negara Baltik yang sudah lama populer menjadi negara tujuan wisata dikalangan turis Rusia karena lokasinya yang dekat dengan Negeri Beruang Merah itu. Latvia juga berdasarkan sejarah adalah bekas pecahan Uni Soviet.
Sebelumnya pada September 2022, Latvia memutuskan membatasi kunjungan turis dari Rusia. Ketika itu, Menteri Luar Negeri Latvia Edgar Rinkevics menulis di Twitter ‘Anda tidak diterima di sini – Anda harus menghentikan perang Ukraina dan angkat kaki dari negara yang indah itu’.
Larangan masuknya turis dari Rusia ke Latvia telah menjadi pukulan telak bagi industri pariwisata Latvia. Pelancong asal Rusia sebelumnya tercatat sebagai turis terbesar ketiga yang suka piknik ke Latvia. Warga Rusia dengan kategori tertentu yang boleh masuk ke Latvia, seperti yang memiliki izin tinggal Uni Eropa.
“Mustahil menutup semua pasar yang hilang itu. Kami dulu kedatangan sekitar 30 persen pelancong dari Rusia,” kata Kalnins.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu terjadi pemberontakan oleh Group Wagner di Rusia, di mana kondisi ini membuat Latvia semakin memperketat pengawasan di pintu-pintu perbatasan. Bukan hanya itu, Latvia juga berhenti menerbitkan berbagai tipe visa untuk semua warga negara Rusia.
Para pelaku di industri pariwisata Latvia mengakui kalau Rusia adalah pasar penting bagi mereka. Vladislav Koryagin, CEO Baltic Travel Group, mengakui pihaknya kehilangan turis dari Negeri Beruang Merah, di mana dari sudut pandang ekonomi hal ini sama sekali tidak membantu pengusaha lokal.
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.