Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Moskow - Festival Indonesia yang digelar di Moskow pada 2-4 Agustus 2019 berhasil menarik perhatian 117.669 pengunjung. Pada Festival ini warga Rusia disuguhi keanekaragaman produk dan seni budaya Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga Rusia antusias terhadap produk-produk budaya dan komoditas Indonesia, semisal sambal, kopi, aneka kripik, black garlic, berbagai kerajinan, pakaian batik, aksesoris, minyak sawit, buah-buahan dan aneka kuliner Indonesia, seperti nasi goreng, sate, martabak, dan bakso. Masuknya mangga harum manis dari Indonesia di festival ini juga membawa angin segar ekspor buah tropis Indonesia ke Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, untuk pertama kalinya Indonesia menghadirkan produk berteknologi tinggi buatan PT Lundin, berupa kapal baik untuk keperluan sipil, maupun militer. Terdapat juga PT MAK Yogya yang menampilkan peralatan medis.
Namun yang paling menyita perhatian warga Rusia berupa pertunjukan seni dan budaya dari berbagai daerah Indonesia, baik lagu, tarian, maupun permainan alat musik, seperti angklung, gamelan, kulintang, dan wayang kulit. Penampilan lainnya adalah pencak silat, prosesi pernikahan adat dan peragaan busana dari para desainer profesional Indonesia.
Para pengunjung juga menyaksikan dan ikut serta dalam workshop membatik, kelas Bahasa Indonesia, dan public talk dari para blogger, traveler dan public figure Rusia yang sering berkunjung dan berwisata ke Indonesia. Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi mengatakan target 140 ribu pengunjung pada festival ini tidak tercapai karena faktor cuaca. Tahun lalu, Festival Indonesia 2018 menyedot 135.000 pengunjung.
Menurut Wahid, cuaca dan suhu udara Moskow di bulan Juli dan awal Agustus, meskipun berada pada musim panas namun tidak menentu, dan sering turun hujan. Pada hari kedua festival, pada 3 Agustus misalnya, selain suhu cukup dingin, juga turun hujan, sehingga pengunjung berkurang.
“Dari catatan kami bahwa jumlah pengunjung hari pertama dan hari ketiga festival ini meningkat pesat dibandingkan festival tahun lalu. Meskipun hujan, antusias pengunjung tetap tinggi, seperti menyaksikan peragaan busana dan workshop wayang kulit,” kata Wahid.
Dubes Wahid berpendapat bahwa penyelenggaraan festival tahun ini lebih berkualitas dan lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya, seperti banyaknya peserta dari Indonesia dan daerah yang mewakili Indonesia sangat representatif, dari Aceh sampai Papua.
Apresiasi penyelengaraan Festival Indonesia diberikan tidak hanya oleh masyarakat Rusia, tetapi berbagai pihak lainnya, termasuk dari Indonesia. Ketua Umum Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI), Jaya Suprana yang hadir di Moskow menyerahkan langsung piagam penghargaan kepada Dubes Wahid atas rekor pemrakarsa Indonesian Week di Rusia.
Minister Counsellor Ekonomi KBRI Moskow, Edi Suharto sebagai Ketua Festival Indonesia menggarisbawahi kesuksesan penyelenggaraan Festival Indonesia ini berkat peran serta dan kerja sama banyak pihak untuk lebih mendekatan hubungan kedua bangsa.
Pengunjung Festival Indonesia 2019 mengalami penurunan karena faktor cuaca. Foto: KBRI
Festival Indonesia dengan tema “Visit Wonderful Indonesia: Enjoy Your Tropical Paradise” didukung banyak pihak di Indonesia dan Rusia, seperti Kementerian Pariwisata RI, Kementerian Luar Negeri Negeri RI, dan Pemerintah Kota Moskow.
Sementara pada forum bisnis yang diselenggarakan pada 1 Agustus 2019 atau menjelang Festival Indonesia dihadiri sekitar 700 peserta. Forum membahas berbagai isu dari berbagai sektor, khususnya energi dan infrastruktur, perdagangan, pariwisata, dan minyak sawit. Sebanyak 14 persetujuan kontrak kerja sama ditandatangani oleh pelaku bisnis kedua pihak.
Total transaksi bisnis baik melalui pendantanganan kontrak kerja sama, maupun retail langsung adalah sebesar US$10,7 juta, atau sekitar Rp152,2 miliar. Sementara itu, rencana investasi/pembuatan pabrik tapioka perusahaan Rusia di Indonesia sebesar US$ 1,1 miliar, atau sekitar Rp15,6 triliun.