Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Junta Niger Tuduh Prancis Melanggar Wilayah Udara Niger

Junta Niger menuding Prancis melanggar wilayah udara negaranya serta bersekongkol untuk merusak stabilitas negara Afrika Barat tersebut.

10 Agustus 2023 | 13.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jenderal Abdourahmane Tiani, yang diumumkan sebagai kepala negara baru Niger oleh para pemimpin kudeta, tiba untuk bertemu dengan para menteri di Niamey, Niger 28 Juli 2023. REUTERS/Balima Boureima

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Junta Niger menuding Prancis melanggar wilayah udara negaranya serta bersekongkol untuk merusak stabilitas negara Afrika Barat tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tuduhan itu muncul di tengah ketegangan yang meningkat usai kudeta militer baru-baru ini, yang menyebabkan Presiden Mohamed Bazoum terguling dari kursi kekuasaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pernyataan yang disampaikan pada Rabu melalui televisi nasional, junta menegaskan bahwa sebuah pesawat milik militer Prancis telah melanggar larangan terbang di wilayah Niger.

Juru bicara junta, Kolonel Amadou Abdramane, menyampaikan dugaan bahwa pasukan Prancis kemungkinan punya motif tersembunyi untuk menciptakan gambaran merata soal suasana tidak aman.

Terkait gambaran seperti itu, junta menuduh pasukan Prancis berniat "merusak reputasi" pemerintah sementara --yang menyebut diri mereka sebagai Dewan Nasional Pelindung Negara (CNSP).

Abdramane mengatakan Prancis juga membebaskan 16 teroris yang sebelumnya ditahan. Menurut junta, teroris-teroris itu berencana melakukan serangan pada Rabu terhadap Pasukan Nasional.

Ia menambahkan bahwa serangan itu mengincar sebuah posisi yang dikendalikan Pasukan Nasional di wilayah Tillaberi, yang berbatasan dengan Mali, Burkina Faso, dan Benin.

CNSP memperingatkan masyarakat dalam dan luar negeri bahwa "kegawatan sedang berlangsung" yang disebabkan oleh militer Prancis, ujarnya.

Perkembangan itu membuat pihak berwenang di Niger menyatakan status kewaspadaan tinggi di seluruh negeri.

Insiden itu menambah kekhawatiran junta bahwa sedang ada rencana yang lebih besar untuk menabur perselisihan di dalam negeri.

Junta, yang awal bulan ini menunjuk seorang perdana menteri peralihan, memiliki keinginan besar untuk menegaskan kewenangannya dan berjanji untuk menjaga stabilitas Niger.

Prancis, yang dulu merupakan penjajah Niger, telah menempatkan pasukan militer di wilayah Sahel sebagai bagian dari upaya memerangi teroris.

Kementerian luar negeri dan angkatan bersenjata Prancis mengeluarkan pernyataan bersama berisi bantahan terhadap "tuduhan-tuduhan baru tak berdasar" yang dibuat oleh kalangan pemberontak di Niger.

Menurut pernyataan itu, operasi udara yang berlangsung di Niger sudah disetujui sebelumnya dan secara teknis sudah dikoordinasikan dengan pasukan Niger.

Setelah menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum dari jabatannya pada 26 Juli dan menempatkannya dalam tahanan rumah, junta Niger mencabut perjanjian kerja sama militer dengan Prancis, yang memiliki antara 1.000-1.500 tentara di negara itu.

ANADOLU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus