Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kematian tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny dipertanyakan, seperti ada kabut yang belum terkuak. Adalah Yulia Navalnaya, istri mendiang Alexei Navalny, mengatakan pada Jumat lalu bahwa dia tidak yakin apakah bisa mempercayai laporan tentang kematian suaminya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Navalnaya mengungkapkan keraguannya dalam Konferensi Keamanan Munich di Jerman, dengan mengatakan semua informasi tentang kematian suaminya hanya berasal dari sumber negara Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alexei Navalny, pemimpin oposisi paling terkemuka di Rusia, meninggal Jumat pekan lalu usai kolaps dan kehilangan kesadaran di utara Arktik tempat dia menjalani hukuman penjara.
Profil
Alexei Navalny lahir 4 Juni 1976, Butyn, Rusia adalah seorang pengacara Rusia, aktivis anti-korupsi, dan politikus yang mencapai pengakuan internasional sebagai salah satu kritikus domestik paling terkemuka terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, dikutip dari Britannica.com.
Navalny, yang mengalami keracunan yang hampir fatal pada tahun 2020, beberapa kali dipenjara, dan pada Februari 2024 pejabat Rusia melaporkan bahwa dia meninggal saat berada di penjara di Arktik.
Navalny berusia 47 tahun. Ia menjadi tokoh utama di antara oposisi yang terbelah di Rusia. Para pendukung menggambarkannya sebagai versi Rusia dari Nelson Mandela Afrika Selatan yang suatu hari akan dibebaskan dari penjara untuk memimpin negara itu.
Dilansir dari Reuters, ia mendapat penghargaan dari banyak kalangan oposisi Rusia karena secara sukarela kembali ke Rusia pada tahun 2021 dari Jerman, di mana dia menjalani perawatan atas upaya untuk meracuninya dengan agen saraf di Siberia.
Ia juga merupakan mantan pengacara. Navalny menjadi terkenal dengan blog yang mengungkap apa yang dia katakan sebagai korupsi besar-besaran di kalangan elit Rusia.
Dia berpartisipasi dalam parade nasionalis Rusia pada tahun 2000-an. Panggilan untuk pembatasan imigrasi.Pandangan nasionalisnya jadi penyebab pengusirannya dari partai oposisi liberal Yabloko pada tahun 2007.
Dia mengejek elit Presiden Vladimir Putin dan mengungkap beberapa kemewahan gaya hidup pejabat senior, menggunakan internet dan bahkan drone untuk memperlihatkan properti mewah mereka yang luas.
Ketika demonstrasi menentang Putin pada Desember 2011, setelah pemilihan yangdiduga curang, dia adalah salah satu pemimpin protes pertama yang ditangkap. Navalny lama memperkirakan Rusia bisa menghadapi guncangan politik yang besar, termasuk revolusi, karena dia mengatakan Putin telah membangun sistem pemerintahan pribadi.
Gerakan Navalny dinyatakan terlarang dan sebagian besar sekutunya yang senior telah melarikan diri dari Rusia dan sekarang tinggal di Eropa. Pejabat Rusia menggambarkan Navalny sebagai seorang ekstremis yang merupakan boneka agensi intelijen.
Navalny ditahan berkali-kali karena mengorganisir aksi unjuk rasa publik, dan diadili berulang kali atas tuduhan termasuk korupsi, penggelapan dan penipuan. Dia mengatakan tuduhan dan vonisnya merupakan motivasi politik.
Navalny dimasukkan dalam penjara berkeamanan maksimum pada tahun 2023 dalam sebuah kasus pidana yang katanya dirancang untuk menakut-nakuti rakyat Rusia menjadi tunduk secara politik.
Pada Agustus 2020, Navalny sakit saat dalam penerbangan dari Tomsk, di Siberia, ke Moskow. Pilot membuat pendaratan darurat, menyelamatkan nyawanya, dan Navalny diterbangkan ke Berlin, di mana dia diobati untuk efek neurotoksin.
Pemimpin oposisi Rusia Navalny juga memberikan penghormatan kepada aktivis hak asasi manusia Alexeyeva di Moskow.
Pilihan editor: Istri Navalny Masih Meragukan Kematian Suaminya