Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kalahkan Erdogan, Ini Profil Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu yang Bekas Pedagang Bakso

Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu disebut sebagai pesaing kuat Erdogan di masa depan. Siapa dia?

2 April 2024 | 20.00 WIB

Ekrem Imamoglu dan Recep Tayyip Erdogan.[sozcu.com.tr]
Perbesar
Ekrem Imamoglu dan Recep Tayyip Erdogan.[sozcu.com.tr]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Walikota Istanbul yang baru terpilih kembali, Ekrem Imamoglu, muncul sebagai penantang utama pemerintahan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Dalam beberapa hal, ia mengikuti jejak Erdogan yang pernah memerintah kota tersebut pada 1990-an.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain pernah memimpin kota terbesar di negara itu, keduanya memiliki akar keluarga di wilayah timur Laut Hitam. Karier politik mereka dihalangi oleh pengadilan Turki. Di masa mudanya, Imamoglu dan Erdogan juga merupakan pesepakbola yang rajin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah meraih kemenangan gemilang dan mempertahankan jabatannya dalam pemilihan walikota hari Minggu, Imamoglu, 53 tahun, menurut pandangan analis adalah calon presiden Turki di masa depan. Para pemilih mengirimkan pesan langsung ke Erdogan, kata Imamoglu setelah pemilu. Isi pesannya adalah yang tidak memahami pesan bangsa pada akhirnya akan kalah.

Meskipun mempunyai kemampuan yang kuat untuk menarik pemilih, mereka berbeda pendapat dalam hal politik. Imamoglu pernah mengatakan gagasannya sebagian besar berbeda.

Erdogan memasuki dunia politik dengan sebuah partai Islam dan telah membentuk kembali negara sekuler dengan visi salehnya sejak mengambil alih kekuasaan pada 2002. Sebaliknya, Imamoglu berasal dari Partai Rakyat Republik (CHP) yang sangat sekuler, bergabung pada 2008 dan menjadi walikota di Beylikduzu Istanbul, 10 tahun yang lalu.

Kesuksesan Imamoglu adalah karena kemampuannya menembus batas maksimal 25 persen dukungan CHP di Turki dan menarik pemilih yang lebih konservatif. Dia membuktikan bahwa pada 2019, Partai AK (AKP) pimpinan Erdogan mengalami kekalahan terbesar dalam dua dekade dan mengalahkan kandidatnya tidak hanya sekali tetapi dua kali.

Pengadilan membatalkan kemenangannya pada bulan Maret tahun itu hanya agar dia menang dengan selisih lebih besar dalam pemilu ulang pada bulan Juni.

Erdogan bangkit kembali untuk memenangkan pemilihan kembali sebagai presiden tahun lalu meskipun terjadi krisis ekonomi yang meluas. Kemenangan Erdogan berbeda dengan banyak jajak pendapat. Namun Imamoglu kini memberikan pukulan baru bagi oposisi.

“Ini lebih dari sekedar pemilihan wali kota, ini adalah penyerahan mentalitas pada sejarah,” kata Imamoglu saat berkampanye. "Jika hal ini dimasukkan ke dalam sejarah, demokrasi akan bangkit kembali dan hukum serta keadilan akan pulih."

Imamoglu sendiri menghadapi permasalahan hukum. Setelah kemenangannya pada 2019, hakim menjatuhkan hukuman 2,5 tahun penjara, menerapkan larangan politik karena menghina pejabat publik. Pengadilan banding belum memutuskan kasus ini.

Hukuman tersebut serupa dengan pengalaman Erdogan, yang sempat dipenjara pada 1999 karena membacakan puisi yang menurut pengadilan merupakan hasutan kebencian agama.

Tahun lalu, pengadilan lain membuka kasus terhadap Imamoglu dengan tuduhan kecurangan tender dengan ancaman hukuman tiga hingga tujuh tahun. Para pengkritik Erdogan melihat kasus-kasus tersebut sebagai upaya untuk menghalangi Imamoglu secara politik. Erdogan dan partai pendukungnya telah membantah hal ini.

Imamoglu belajar di Universitas Istanbul dan lulus dalam bidang administrasi bisnis pada 1994, tahun ketika Erdogan menjadi walikota. Ia menikah dan memiliki tiga anak.

Kemenangan pada hari Minggu ini kontras dengan kemenangan pada 2019. Saat itu ia didukung oleh aliansi oposisi yang runtuh tahun lalu setelah kekalahan dalam pemilihan umum. Dia mengatakan dukungannya kali ini datang dari aliansi hati nurani yang kuat, yang dibangun oleh jutaan orang yang haus akan demokrasi dan keadilan.

Banyak analis kini meramalkan bahwa Imamoglu bakal menjadi presiden Turki empat tahun lagi. "(Jika) pemilu ini tidak dibatalkan karena adanya keberatan, dia akan menjadi presiden pada tahun 2028," kata Ozer Sencar, kepala lembaga jajak pendapat Metropoll.

Persaingan antara Imamoglu dan Erdogan mungkin akan memanas di panggung nasional di tahun-tahun mendatang, namun wali kota tersebut baru-baru ini mengingat kembali pertemuan pertama mereka.

Pada pertengahan tahun 1990-an setelah Erdogan menjadi walikota, ia mengunjungi restoran bakso yang dikelola Imamoglu muda di distrik Gungoren, Istanbul. “Ketika dia berada di bulan-bulan pertama sebagai wali kota, saya menjamunya,” kata Imamoglu. "Dia makan bakso di restoranku. Aku tidak mengambil uangnya. Dia tidak akan membayar tagihan itu selama dia hidup."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus