Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kapal Ever Given yang memblokir Terusan Suez selama hampir seminggu berhasil dibebaskan pada hari Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Otoritas Terusan Suez (SCA) mengatakan kapal sepenuhnya mengapung dan lalu lintas di jalur air akan dilanjutkan, dikutip dari Reuters, 29 Maret 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang saksi mata Reuters melihat kapal bergerak dan pelacak pengiriman dan TV Mesir menunjukkan posisinya di tengah kanal.
"Iya!" kata juru bicara perusahaan penyelamat Boskalis Martijn Schuttevaer ketika ditanya oleh CNN apakah kapal sudah dievakuasi.
Pemandangan lebih dekat dari kapal kontainer Ever Given 400 meter berbobot 224.000 ton, disewa oleh Evergreen Marine Corp Taiwan, terlihat memblokir Terusan Suez di European Space Agency Copernicus Sentinel-2 citra satelit didistribusikan atas izin Maxar Technologies diambil 24 Maret 2021 Ever Given seberat 400 meter dengan berat 224.000 ton kandas pada Selasa pagi setelah kehilangan kemampuan mengemudi di tengah angin kencang dan badai debu, kata Otoritas Terusan Suez (SCA). [Citra Satelit Copernicus Sentinel-2 Badan Antariksa Eropa / melalui Maxar Technologies / Handout melalui REUTERS]
Kapal Ever Given sepanjang 400 meter tersangkut dalam posisi melintang diagonal di bagian selatan kanal Suez akibat angin kencang Selasa pagi pekan lalu, menghentikan lalu lintas di rute pengiriman terpendek antara Eropa dan Asia, Reuters melaporkan.
Ever Given, kapal berbobot 224.000 ton hampir sepanjang tinggi Empire State Building, kandas di kanal Mesir pada tanggal 23 Maret. Kru dari Mesir dan seluruh dunia telah bekerja tanpa henti untuk mencoba mengapungkan kembali kapal tersebut, dengan operasi yang melibatkan 10 kapal tunda, kapal keruk pasir dan perusahaan penyelamatan, CNN melaporkan.
Tersangkutnya Kapal Ever Given telah membuat pelayaran 369 kapal di Terusan Suez tertunda, termasuk puluhan kapal kontainer, kapal curah, kapal tanker minyak dan kapal gas alam cair (LNG), kata Ketua SCA Osama Rabie kepada Reuters.