Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Laut India membantu pencarian kapal ikan Cina yang hilang di Samudera Hindia. Di dalam kapal nahas itu, terdapat 17 orang warga negara Indonesia atau WNI yang bekerja sebagai awal kapal. Ada pula 17 warga negara Cina dan lima orang warga negara Filipipna.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kementerian Transportasi Cina, dua awak kapal ikan Cina yang terbalik dipastikan tewas. Pencarian terus dilanjutkan untuk menemukan awak kapal yang hilang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angkatan Laut India mengatakan bahwa menanggapi panggilan darurat dari kapal penangkap ikan Lu Peng Yuan Yu 028. Pihaknya telah mengerahkan pesawat patroli maritim P-8I pada 17 Mei untuk upaya pencarian dan penyelamatan (SAR) di Wilayah Samudera Hindia bagian selatan, sekitar 900 mil dari India.
Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA), yang mengoordinasikan upaya penyelamatan di perairan yang terletak sekitar 5.000 km dari Australia dan 1.300 km selatan Sri Lanka, mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi area yang luas di Samudra Hindia. Pencarian akan difokuskan di lokasi tersebut. Angkatan Pertahanan Australia juga telah mengerahkan pesawat P-8A untuk mencari kapal nahas itu.
Menurut kementerian China, pada Kamis pukul 14:00, 10 kapal, termasuk tiga kapal Angkatan Laut China dan satu kapal asing, terlibat dalam upaya SAR. Lebih banyak kapal akan dikerahkan untuk mencari.
“Pesawat P8I telah melakukan pencarian berkali-kali dan ekstensif meskipun cuaca buruk dan menemukan banyak objek yang mungkin berasal dari kapal yang tenggelam. Sebagai tanggapan, peralatan SAR dikerahkan di tempat kejadian oleh pesawat India atas permintaan kapal PLA (N) (Angkatan Laut China) yang menutup area tersebut,” kata juru bicara Angkatan Laut India pekan lalu.
Juru bicara Angkatan Laut India menyatakan bahwa keterlibatan India dalam mencari kapal ikan Cina yang hilang itu adalah sebagai bentuk mitra yang kredibel dan bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan di laut. Adapun juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan bahwa negara-negara seperti Australia, India, Sri Lanka, Indonesia, Maladewa dan Filipina telah memberikan bantuan darurat dan mengirimkan simpati untuk kapal dan awak China.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha melalui pesan singkat, Jumat, 19 Mei 2023, mengkonfirmasi dua penemuan jenazah ABK dari kapal ikan Cina tersebut. Namun dia belum bisa memastikan apakah keduanya adalah WNI. “Saat ini jenazah sudah diangkut ke kapal. Proses identifikasi masih memerlukan waktu,” kata Judha.
THE HINDU | GLOBAL TIMES | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Kementerian Luar Negeri Rusia Terbitkan Daftar Hitam 500 Pejabat Amerika