Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kapal induk Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam rusak parah akibat ledakan amunisi. "Kapal perang rusak parah akibat kebakaran, amunisi diledakkan di kapal penjelajah rudal Moskva," kata Kementerian Pertahanan Rusia seperti dilansir dari France 24, Kamis, 14 April 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemerintah Rusia menyatakan penyebab kebakaran masih diselidiki. Sebanyak 510 awak kapal yang berada di dalamnya telah dievakuasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya Gubernur Odessa Maksym Marchenko mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah menyerang kapal perang Moskva dengan serangan rudal. "Rudal Neptunus yang menjaga Laut Hitam menyebabkan kerusakan yang sangat serius pada kapal Rusia. Kemuliaan bagi Ukraina!" ujar Gubernur Maksym Marchenko melalui akun Telegram.
Penasihat Presiden Ukraina Oleksiy Arestovych mengatakan bahwa kapal Moskva mendapatkan kejutan. "Ini (Rudal) sangat membakar. Dengan badai laut ini, tidak diketahui apakah mereka akan dapat menerima bantuan," katanya dalam siaran YouTube. "Kami tidak mengerti apa yang terjadi."
Menurut media Rusia, kapal perang Moskva dibangun di era Soviet di Mykolaiv Ukraina, dan mulai beroperasi pada awal 1980-an. Kapal yang memuat 510 orang itu sebelumnya dikerahkan dalam konflik Suriah. Kapal berfungsi sebagai perlindungan angkatan laut untuk pangkalan udara Hmeimim pasukan Rusia.
Kapal penjelajah rudal itu membawa 16 rudal anti-kapal P-1000 Vulkan serta berbagai senjata anti-kapal selam dan torpedo ranjau. Kapal Moskva menjadi terkenal di awal perang ketika meminta pasukan perbatasan Ukraina yang mempertahankan Pulau Ular yang strategis untuk menyerah. Namun perintah itu ditolak dengan tegas oleh Ukraina.
Pasukan Ukraina di Pulau Ular itu awalnya diyakini telah terbunuh, namun ternyata ditawan. Mereka dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan dengan Rusia pada akhir Maret, menurut Parlemen Ukraina.
Ombudswoman hak asasi manusia Ukraina Lyudmyla Denisova mengatakan para tentara itu menggambarkan pasukan Ukraina ditahan di lokasi yang tidak diketahui. Mereka dalam kondisi membeku karena kedinginan.
Baca: Rusia dan Amerika Serikat Saling Menghina
FRANCE 24