Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah rudal jelajah anti-kapal diluncurkan dari Yaman, yang dikuasai Houthi, menghantam sebuah kapal tanker komersial, menyebabkan kebakaran dan kerusakan tetapi tidak ada korban jiwa, kata militer Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Serangan terhadap kapal tanker STINDA terjadi sekitar 60 mil laut (111 km) utara Selat Bab al-Mandab yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden Senin, 11 Deseber 2023, sekitar pukul 21.00 GMT, kata seorang pejabat AS kepada Reuters. Pejabat AS yang kedua mengatakan STINDA mampu bergerak beberapa jam setelah serangan itu.
“Tidak ada kapal AS di sekitar pada saat serangan terjadi, namun kapal perusak (Angkatan Laut AS) USS MASON menanggapi panggilan darurat M/T STRINDA dan saat ini memberikan bantuan,” kata Komando Pusat militer AS, yang mengawasi armada kapal AS di Timur Tengah, dalam sebuah pernyataan yang diposting di platform media sosial X.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kapal tanker kimia tersebut berbendera Norwegia, dan pemiliknya yang berasal dari Norwegia, Mowinckel Chemical Tankers, serta manajer Hansa Tankers tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar di luar jam kantor. Houthi juga belum mengeluarkan pernyataan terkait serangan itu.
Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran terlibat dalam konflik Israel-Hamas, menyerang kapal-kapal di jalur pelayaran penting dan menembakkan drone dan rudal ke arah Israel.
Pada hari Sabtu, kelompok Houthi mengatakan mereka akan menargetkan semua kapal yang menuju ke Israel, apapun kewarganegaraannya, dan memperingatkan perusahaan pelayaran internasional agar tidak berurusan dengan pelabuhan Israel.
STINDA memuat minyak nabati dan biofuel dari Malaysia dan menuju Venesia, Italia, menurut data dari perusahaan pelacakan kapal Kpler.
Belum jelas apakah STINDA mempunyai hubungan dengan Israel.
Kelompok tersebut, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, mengatakan bahwa serangan mereka adalah bentuk dukungan terhadap Palestina dan berjanji akan terus melakukan serangan tersebut sampai Israel menghentikan gempurannya di Jalur Gaza – lebih dari 1.600 km dari pusat kekuasaan Houthi di Sanaa.
Houthi adalah salah satu dari beberapa kelompok dalam “Poros Perlawanan” yang bersekutu dengan Iran dan telah membidik sasaran-sasaran Israel dan AS sejak sekutu mereka di Palestina, Hamas, bentrok dengan Israel.
Selama minggu pertama bulan Desember, tiga kapal komersial diserang di perairan internasional, sehingga kapal perusak Angkatan Laut AS melakukan intervensi.
Bulan lalu Houthi juga menyita sebuah kapal kargo milik Inggris yang memiliki hubungan dengan perusahaan Israel.
Amerika Serikat dan Inggris mengutuk serangan terhadap kapal tersebut, dan menyalahkan Iran atas perannya dalam mendukung Houthi. Teheran mengatakan sekutunya mengambil keputusan secara independen.
Arab Saudi telah meminta Amerika Serikat untuk menahan diri dalam menanggapi serangan tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor