Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Mahkamah Agung Amerika membatalkan kewajiban karyawan perusahaan besar untuk divaksin Covid-19.
Diskriminasi terhadap minoritas muslim di Sri Lanka meningkat.
Korea Utara meluncurkan misil hipersonik.
Amerika Serikat
Mahkamah Agung Tolak Kewajiban Vaksin Biden
MAHKAMAH Agung membatalkan kebijakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang mewajibkan karyawan perusahaan besar untuk divaksin Covid-19, memakai masker, atau dites rutin setiap minggu pada Kamis, 13 Januari lalu. Mahkamah menilai kebijakan Biden itu melampaui otoritas kepresidenannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Biden menyatakan kekecewaannya atas keputusan itu, tapi tetap meminta negara bagian dan perusahaan secara sukarela menerapkan aturan vaksinasi Covid-19 untuk melindungi pekerja, pelanggan, dan masyarakat luas. “Pengadilan telah memutuskan bahwa pemerintahan saya tidak dapat menggunakan wewenang yang diberikan Kongres untuk menerapkan kebijakan ini, tapi itu tidak menghentikan saya menggunakan suara saya sebagai presiden untuk mengadvokasi para atasan melakukan hal yang benar guna melindungi kesehatan dan ekonomi orang Amerika,” kata Biden, seperti dikutip CNBC.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perhimpunan Kedokteran Amerika (AMA), salah satu organisasi dokter terbesar di negara itu, sangat kecewa atas keputusan tersebut. “Dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang terus berkembang dan menimbulkan bahaya serius bagi kesehatan bangsa kita, Mahkamah Agung hari ini menghentikan salah satu alat paling efektif dalam memerangi penularan lebih lanjut dan kematian akibat virus agresif ini,” tutur Presiden AMA Gerald Harmon.
Sri Lanka
Diskriminasi terhadap Muslim Meningkat
HEJAZZ Hizbullah, muslim pengacara Sri Lanka yang kerap mengkritik pemerintah, akan diadili pada bulan ini. Jaksa mendakwanya dengan pasal ujaran kebencian dan memicu disharmoni komunal. Keluarga Hizbullah menolak tuduhan itu. Hizbullah ditahan lebih dari setahun sebelum didakwa resmi dengan undang-undang antiterorisme dan tetap dibui hingga kini. Amnesty International menyebutnya sebagai "prisoner of conscience".
Para aktivis menyebut penahanan Hizbullah sebagai bagian dari tekanan terhadap minoritas muslim di negeri itu. "Dia vokal, sangat aktif membela hak-hak muslim dan hak minoritas secara umum," kata Maram Khalifa, istri Hizbullah, kepada BBC, Jumat, 14 Januari lalu. Dakwaan kepada suaminya, tutur dia, adalah "pesan kepada siapa pun yang ingin menentang rasisme dan diskriminasi".
Jumlah muslim kurang dari 10 persen dari 22 juta penduduk negeri itu, yang didominasi penganut Buddha Sinhala. Beberapa tahun belakangan ini, tekanan terhadap muslim meningkat. Selama pandemi, pemerintah melarang jenazah pasien Covid-19 dari kalangan muslim dan Kristen dikubur dengan alasan akan mencemari air tanah. Setelah diprotes, pemerintah akhirnya menyediakan permakaman khusus untuk mereka.
Pemerintah juga berencana melarang burka dan semua penutup wajah dengan alasan keamanan nasional. Seorang menteri menyebutnya sebagai "tanda ekstremisme agama". Ada pula rencana untuk menutup lebih dari seribu sekolah agama Islam, yang pemerintah sebut melanggar kebijakan pendidikan nasional.
Korea Utara
Uji Coba Misil Hipersonik
KOREA Utara telah melakukan uji coba misil hipersonik dalam program pengembangan senjata nuklir pada Selasa, 11 Januari lalu. Pemerintah Korea menyatakan hal ini diperlukan untuk mempertahankan diri dari kemungkinan invasi Amerika Serikat.
Uji rudal hipersonik di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, 5 Januari 2022. KCNA via REUTERS
Beberapa menit kemudian, pemerintah Amerika Serikat sibuk menghitung apakah peluru kendali itu mungkin menyerang Amerika. Menurut CNN, pembacaan telemetri awal, yang bisa tidak akurat, menunjukkan misil itu dapat mencapai Kepulauan Aleut di lepas pantai Alaska atau pantai California. Komando Utara Amerika dan Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD) menolak pembacaan awal tersebut dan menilai rudal tersebut tidak menimbulkan ancaman langsung bagi daratan Amerika.
Korea Utara menyatakan uji coba itu berhasil dan menunjukkan tanda-tanda kemajuan. September 2021, media pemerintah Korea Utara melaporkan uji coba sebuah misil hipersonik, misil balistik yang diangkut kereta api, dan misil jarak jauh. Awal bulan ini, Pyongyang memamerkan sebuah misil baru yang diluncurkan dari kapal selam dalam sebuah parade militer dan menyebutnya senjata paling kuat di dunia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo