Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 16 orang tewas, tiga diantaranya anak-anak, di permukiman tidak resmi dekat Boksburg di timur Johannesburg, Afrika Selatan, menyusul dugaan kebocoran gas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini diungkapkan kepala pemerintah provinsi pada Rabu setelah penghitungan ulang korban jiwa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perdana Menteri Provinsi Gauteng Afrika Selatan Panyaza Lesufi mengatakan kepada wartawan ketika dia mengunjungi tempat kejadian bahwa penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan jenis gas apa yang terlibat.
"16 orang adalah angka yang diverifikasi. Tim telah meyakinkan saya bahwa mereka telah melakukan penghitungan ulang," kata Lesufi. Jumlah kematian yang dilaporkan sebelumnya adalah 24 orang.
Para korban ditemukan dalam radius 100 meter dari tempat kejadian. Tidak ada yang dibawa ke rumah sakit, kata petugas layanan darurat.
Mayat-mayat berserakan di daerah itu, kata Lesufi, menambahkan bahwa korban termuda berusia satu tahun.
"Itu sama sekali bukan insiden yang bagus, itu bukan insiden yang bagus. Ini menyakitkan, menguras emosi dan tragis," kata perdana menteri.
Penyiar SABC sebelumnya mengutip juru bicara layanan manajemen bencana dan darurat yang mengatakan ada 24 korban jiwa.
Media Afrika Selatan melaporkan bahwa kebocoran gas tersebut mungkin terkait dengan dugaan aktivitas penambangan emas ilegal di daerah tersebut.
Gas oksida nitrat sering digunakan oleh penambang emas ilegal - dikenal secara lokal sebagai zama zamas - untuk mengekstraksi emas dari tanah yang dicuri dari lubang tambang yang ditinggalkan.
Salah satu tabung gas itu ditemukan bocor di kota kumuh Angelo yang padat penduduk di Boksburg.
Namun, tim penyelamat khawatir lebih banyak mayat dapat ditemukan dalam semalam karena tim SAR masih melanjutkan pencarian.
Tragedi ini terjadi hanya enam bulan setelah ledakan kapal tanker gas pada malam Natal yang merenggut 41 nyawa di kota yang sama.
REUTERS