Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang siswi sekolah Prancis mengaku berbohong tentang guru sejarah dan bahasa Prancis, Samuel Paty, yang dipenggal karena kartun Nabi Muhammad tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guru berusia 47 tahun itu dibunuh di luar sekolah SMP Bois d'Aulne dekat Paris pada 16 Oktober, setelah menunjukkan gambar kartun Nabi Muhammad ke kelasnya selama pelajaran tentang kebebasan berekspresi pada Oktober lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Surat kabar Prancis, Le Parisien, pada Ahad mengungkapkan bahwa siswi berusia 13 tahun dengan inisial Z, mengakui dirinya berbohong menuduh Samuel Paty meminta siswa-siswi Muslim untuk keluar kelas sebelum menunjukkan gambar tersebut, dikutip dari Sky News, 10 Maret 2021.
Dia mengaku tidak ada di kelas hari itu dan tidak melihat kartun itu.
"Dia berbohong karena merasa terjebak dalam situasi ini karena teman-teman sekelasnya memintanya menjadi juru bicara," kata pengacaranya Mbeko Tabula.
Foto Samuel Paty (47 tahun) guru sejarah yang tewas beberapa hari setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di depan kelas saat mengajar. Samuel dipenggal oleh seorang pemuda berusia 18 tahun, Aboulakh Anzorov di jalanan kawasan sub-urban Paris, Conflans-Sainte-Honorine pada Jumat sore, 16 Oktober 2020. Twitter/@Sifaoui
Pengajaran kebebasan berekspresi Samuel Paty memicu keluhan dari beberapa orang tua Muslim, termasuk ayah dari Z yang mengklaim bahwa Paty telah meminta siswa Muslim untuk meninggalkan kelas hari itu.
Menurut laporan media Prancis, gadis itu telah memberi tahu ayahnya bahwa dia telah diskors karena tidak setuju dengan Paty atas presentasi kartun Nabi Muhammad yang muncul di majalah satire Charlie Hebdo.
Namun, menurut Le Parisien, gadis itu diskors sehari sebelum jam pelajaran diberikan karena berulang kali absen dari sekolah.
Ayah gadis itu meluncurkan kampanye online melawan Samuel Paty berdasarkan kesaksian putrinya, yang menurut polisi pada saat itu terkait dengan serangan Abdullakh Anzorov yang berusia 18 tahun terhadap guru tersebut.
Dalam video YouTube dan Facebook, yang telah dihapus, sang ayah menyebut Paty sebagai "voyou" (berandalan) dan meminta orang tua lain untuk bergabung dengannya dalam aksi kolektif melawan guru, Insider melaporkan.
Sepuluh hari setelah siswi tersebut menceritakan itu ke ayahnya, Paty dipenggal oleh Abdullakh Anzorov yang berusia 18 tahun, seorang pengungsi dari Moskow berdarah Chechnya yang kemudian ditembak mati oleh polisi saat kejadian.
Orang-orang berkumpul di depan sekolah Bois d'Aulne untuk mengenang Samuel Paty di Conflans St Honorine, Prancis, pinggiran kota Paris, 17 Oktober 2020. Diduga berita tentang Samuel Paty terdengar oleh pelaku yang kemudian nekat melakukan tindakan keji tersebut. [REUTERS/Charles Platiau]
Penggambaran Nabi Muhammad dilarang dalam Islam dan masalah ini sangat banyak terjadi di Prancis, sebagian karena Charlie Hebdo.
Majalah satire itu diserang pada 2015, ketika orang-orang bersenjata menyerbu kantornya dan membunuh 12 karyawan setelah menerbitkan kartun Nabi Muhammad.
Pengacara keluarga Samuel Paty telah mengungkapkan kemarahannya setelah Z mengakui berbohong tentang Samuel Paty.
Penyelidikan polisi telah mengungkapkan pada November bahwa gadis itu "absen karena sakit" selama kelas Samuel Paty pada 6 Oktober, Euronews melaporkan.
"Situasi gadis itu tidak bisa dipertahankan," kata Virginie Le Roy, pengacara keluarga Paty, kepada radio RTL, "semua elemen dalam berkas kasus membuktikan sejak awal bahwa dia berbohong."
Siswi itu telah didakwa dengan tuduhan fitnah yang menyebabkan kematian, Euronews melaporkan. Pengacara keluarga Samuel Paty juga menuduh Brahim Chnina, ayah dari siswi, berbohong. Chnina dan seorang aktivis Islam, Abdelhakim Sefrioui, keduanya dituduh "terlibat dalam pembunuhan" dan ditahan dalam penahanan pra-peradilan.
Jaksa penuntut telah menyatakan bahwa ada "hubungan sebab akibat langsung" antara kampanye online melawan Samuel Paty dan pembunuhannya.
Sebanyak empat belas orang telah didakwa dalam kasus tersebut, termasuk enam siswa sekolah itu, tiga teman penyerang, dan tiga orang muda yang berhubungan dengannya di jejaring sosial.
Pembunuhan Samuel Paty mengejutkan Prancis dan pembunuhan guru itu dikecam warga Prancis.