Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan di ibu kota Argentina untuk memprotes rancangan undang-undang. Menurut pengunjuk rasa, undang-undang baru itu akan meningkatkan pengangguran dan kenaikan harga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ribuan orang berunjuk rasa di luar Kongres di ibu kota Argentina, Buenos Aires, untuk memprotes rancangan undang-undang yang diusulkan oleh Presiden Javier Milei. Para senator memberikan suara 37 berbanding 36 pada Rabu malam untuk menyetujui rencana reformasi ekonomi kontroversial Milei.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika Senat menyetujui pasal-pasal tersebut dengan perubahan, majelis rendah masih harus mendukungnya sebelum Milei dapat mengklaim kemenangan legislatif pertamanya sejak mulai menjabat pada bulan Desember lalu.
Ribuan orang berkumpul di luar Kongres untuk memprotes RUU tersebut. Aturan itu mendelegasikan kekuasaan yang luas kepada presiden di bidang energi, pensiun, keamanan dan bidang lainnya. Milei adalah ekonom dari sayap kanan.
Setidaknya 20 petugas polisi terluka dan lebih dari puluhan pengunjuk rasa ditangkap atas kekerasan tersebut, kata pihak berwenang. Para pengunjuk rasa menuangkan bensin ke dua mobil dan membakarnya, mengubah alun-alun menjadi medan perang yang dipenuhi asap.
Mereka juga melemparkan tongkat, batu, dan bom molotov ke arah polisi. Meriam air, semprotan merica, dan gas air mata disemprotkan polisi untuk membubarkan massa yang berjumlah besar.
RUU tersebut bertujuan untuk merombak perekonomian yang terpuruk, dengan inflasi mendekati 300 persen. RUU itu mencakup rencana privatisasi perusahaan publik dan memacu investasi.
Namun beberapa pengunjuk rasa khawatir hal ini akan membuat mereka semakin rentan terhadap meningkatnya pengangguran dan harga konsumen.
"Kehidupan masyarakat Argentina sedang dipertaruhkan. Kita telah meminum racun ini beberapa kali: tidak ada inflasi dan tidak ada aktivitas ekonomi," kata pengunjuk rasa dan pemimpin sosial Luis D'Elia.
“Racun ini telah gagal beberapa kali di Argentina dan kami tidak akan membiarkan hal ini berlanjut.”
Argentina dilanda krisis ekonomi yang parah. Pemotongan belanja dan devaluasi mata uang yang dilakukan Milei telah memperdalam resesi dan meningkatkan kemiskinan hingga 55 persen.
“Jika undang-undang ini disahkan, kita akan kehilangan begitu banyak hak tenaga kerja dan pensiun,” kata guru berusia 54 tahun, Miriam Rajovitcher. Ia melakukan protes menjelang pemungutan suara bersama rekan-rekannya yang mengatakan bahwa mereka harus mengatur ulang kehidupan mereka sejak Milei menjabat. Pemerintahan Milei memangkas anggaran sekolah dan mendevaluasi mata uang.
Pemerintahan Milei mengatakan RUU baru itu adalah kunci untuk mengakhiri krisis ekonomi besar yang diwarisinya. "Kami akan mengubah Argentina. Kami akan mewujudkan Argentina yang liberal," kata Milei pada hari Rabu, 12 Juni 2024. Ia menambahkan jika reformasinya tidak disetujui Kongres saat ini, ia akan mencobanya lagi pada 2025.
SKY NEWS
Pilihan editor: Yunani Tutup Semua Situs Wisata di Athena karena Gelombang Panas