Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ketika Crazy Rich China Berhamburan ke Singapura

Orang-orang kaya China banyak yang menganggap Singapura ideal untuk memarkir kekayaan mereka dalam bentuk properti.

31 Januari 2023 | 16.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Orang-orang kaya China banyak yang menganggap Singapura ideal untuk memarkir kekayaan mereka. Banyak yang menginvestasikannya dalam bentuk properti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Itu yang dilakukan Zayn Zhang, mahasiswa pascasarjana di sebuah universitas di SIngapura. Untuk menunjang kuliahnya, ia dan istrinya mencari penthouse  5-7 juta dolar Singapura atau setara dengan Rp 57-80 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Singapura hebat. Stabil dan menawarkan banyak peluang investasi," kata Zhang kepada Reuters di forum bisnis dan filantropi di Singapiura, akhir tahun lalu. Keluarganya mungkin akan mendirikan kantor perusahaan di Singapura untuk mengelola kekayaannya di masa depan, katanya.
 
Menjadi tuan rumah diskusi tentang topik-topik seperti kekayaan keluarga dan investasi berkelanjutan, forum di hotel Shangri-La Singapura dihadiri oleh ratusan orang kaya, banyak yang mengenakan karya desainer mulai dari gesper sabuk Hermes hingga selendang Gucci bermonogram dan tas Dior terbaru. Beberapa peserta China mengatakan bahwa mereka baru saja pindah ke Singapura atau sedang berpikir untuk melakukannya.

Dengan rezimnya yang ramah pajak dan dipandang stabil secara politik, Singapura telah lama menjadi surga bagi orang asing yang sangat kaya.

Investasi mulai masuk lagi ke SIngapura pada 2021 setelah sempat terhenti karena pandemi. Negara pulau ini juga termasuk yang pertama melonggarkan pembatasan Covid.

Sejumlah warga kaya di China mulai meninggalkan China daratan setelah pemerintah melakukan pembatasan ketat, yang akhirnya dicabut bulan ini.

Orang-orang seperti Zhang, yang memperoleh izin tinggal di Hong Kong pada 2021, akhirnya melirik Singapura sebagai rumah masa depan.

"Kami kehilangan kesabaran dari waktu ke waktu," katanya, menggambarkan karantina panjang yang harus dia jalani saat melakukan perjalanan antara Hong Kong dan China daratan. Gejolak politik di Hong Kong juga mengecewakan, katanya.

Jumlah kantor keluarga Singapura - yang menangani investasi, perpajakan, transfer kekayaan, dan masalah keuangan lainnya untuk orang super kaya - melonjak menjadi sekitar 700 pada tahun 2021 dari 400.

Kantor keluarga Singapura yang terkenal termasuk yang didirikan oleh James Dyson, manajer dana lindung nilai Ray Dalio dan Zhang Yong, pendiri rantai restoran hotpot Haidilao China.

Meskipun statistik yang lebih baru tidak tersedia, mereka yang terlibat dalam industri mengatakan minat pada kantor keluarga meningkat pada tahun 2022 dan diperkirakan akan terus berlanjut tahun ini. Pencabutan kebijakan nol-Covid di China diperkirakan tidak akan mengubah tren tersebut, mengingat kekhawatiran di antara orang kaya negara itu tentang dorongan kemakmuran bersama Presiden Xi Jinping yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan.

Chung Ting Fai, seorang pengacara yang membantu mendirikan kantor keluarga, mengatakan pada akhir 2022, dia mendapat satu permintaan per minggu dari orang-orang yang ingin memindahkan setidaknya $20 juta ke Singapura. Itu naik dari sekitar satu permintaan per bulan di tahun 2021, sedangkan pada Januari tahun ini, dia menerima dua permohonan dalam  seminggu.

Banyak orang tua yang ingin mendapatkan izin tinggal permanen untuk anak-anak mereka, katanya, mencatat permintaan juga datang dari klien potensial Jepang dan Malaysia selain dari China.

Bagian dari daya tarik Singapura bagi orang kaya adalah program investor global yang dikelola pemerintah di mana pempdal setidaknya  2,5 juta dolar Singapura dalam bisnis, dana, atau kantor keluarga dapat mengajukan izin tinggal permanen.

Investor China semakin banyak masuk

Grace Tang, direktur eksekutif Phillip Private Equity yang mengoperasikan salah satu dari dua dana program investor global di Singapura, mengatakan tahun barunya diisi dengan pertemuan bersama calon investor, kebanyakan dari mereka orang China.

Sementara beberapa mendirikan kantor keluarga, yang lain mendirikan kantor pusat bisnis di Singapura atau berinvestasi dalam dana Singapura, katanya.

 Aset Singapura yang dikelola tumbuh 16% menjadi   5,4 triliun dolar Singapura pada 2021. Lebih dari tiga perempatnya berasal dari luar Singapura, dengan kurang dari sepertiganya berasal dari negara Asia-Pasifik lainnya.

Masuknya kekayaan adalah bagian dari tren yang lebih luas dari orang yang kembali ke Singapura setelah eksodus ekspatriat selama pandemi. Tahun lalu, kota ini memiliki 30.000 lebih WNA dengan status penduduk tetap dan 97.000 lebih orang asing dengan visa kerja atau visa jangka panjang lainnya, meningkatkan populasinya menjadi 5,64 juta.

Minat pendatang ini membuat harga sewa melonjak 21% dalam sembilan bulan pertama tahun lalu. Harga rumah juga melonjak selama dua tahun terakhir dengan warga China daratan menjadi pembeli asing teratas untuk properti pribadi mahal.

Tanda lain bagaimana kekayaan pribadi mengalir masuk adalah meroketnya keanggotaan klub golf. Biaya keanggotaan Sentosa Golf Club yang prestisius di Singapura telah mencapai  880.000 dolar Sngapura untuk orang asing, lebih dari dua kali lipat dibanding 2019, menurut broker keanggotaan klub, Singolf Services.

Desmond Teo, pemimpin perusahaan keluarga Asia Pasifik di perusahaan konsultan EY mengatakan arus masuk uang mendukung sektor jasa keuangan dan perusahaan rintisan Singapura, menciptakan "ekosistem kaya" yang membuat negara tersebut lebih menarik bagi pemangku kepentingan baru.

 REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus