Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tato sangat populer di Korea Selatan. Namun seniman rajah berada di bawah ancaman karena Negeri Ginseng ini satu-satunya negara maju yang mengatur tato hanya bisa dilakukan profesional medis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Itu sebabnya salah satu seniman tato paling terkenal di Korea Selatan, Doy, yang pernah membuat tato untuk Brad Pitt, selalu dibayangi ketakutan dipenjara atau denda yang besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hampir 50.000 seniman tato di negara itu terancam penggerebekan dan penuntutan polisi, menghadapi denda hingga 50 juta won atau sekitar Rp600 juta, serta hukuman penjara.
Doy, yang seperti banyak seniman tato lainnya berlatih di sebuah bangunan sederhana tanpa papan nama, pernah didenda 5 juta won atau hampir Rp60 juta tahun lalu setelah video dirinya menato aktris Korea populer menjadi viral. Pria berusia 43 tahun itu mengajukan banding atas putusan tersebut.
Sebuah survei yang dilakukan oleh persatuan 650 seniman tato yang dipimpin Doy juga menemukan enam kasus seniman yang dijatuhi hukuman penjara - biasanya selama dua tahun, sejak April lalu.
Tapi perubahan bisa saja terjadi.
Selama 10 tahun terakhir, tato menjadi semakin populer di kalangan anak muda Korea Selatan. Anggota band BTS Jungkook memiliki beberapa.
Meskipun tato biasanya ditutup-tutupi di TV, selebriti tidak segan memamerkannya di media sosial. Pada saat yang sama, apresiasi untuk "K-tato", sering dibedakan dengan gambar garis halus, detail yang rumit dan penggunaan warna yang berani, telah berkembang di dalam dan luar negeri.
Berikutnya: Tato jadi komoditas politik dalam Pilpres
Itu tidak luput dari perhatian kandidat partai yang berkuasa untuk pemilihan presiden 9 Maret, Lee Jae-myung. Dalam sebuah langkah yang dilihat sebagai merayu pemilih muda, Lee bulan lalu mengatakan tidak masuk akal jika industri itu ilegal, karena omsetnya bisa mencapai 1 miliar dolar AS dan berjanji untuk mendukung pengesahan undang-undang legalisasi tato yang mandeg di parlemen.
"Saya sangat berterima kasih atas janji itu. Ini mungkin inspirasi artistik terbaik yang dimiliki para seniman tato baru-baru ini," kata Doy, yang bernama asli Kim Do-yoon, di ruang tamunya.
Lee saat ini membuntuti Yoon Suk-yeol dari oposisi utama konservatif People Power Party, 34% menjadi 41%, menurut jajak pendapat publik oleh Gallup Korea.
Pihak Yoon belum memutuskan posisinya pada tato tradisional tetapi mendukung legalisasi yang disebut tato kosmetik, yang semi permanen dan populer di Korea Selatan untuk mempercantik alis, garis mata dan garis rambut.
Ahn Cheol-soo, kandidat ketiga dengan dukungan 11% yang alisnya ditato agar terlihat lebih lebat, belum mengumumkan posisinya tentang masalah ini.
Dukungan publik untuk melegalkan tato tampaknya semakin meningkat.
Menurut jajak pendapat Gallup Korea tahun lalu, 81% orang Korea Selatan berusia 20-an dan sekitar 60% dari mereka yang berusia 30-an dan 40-an mendukung legalisasi.
Sekitar 3 juta orang di Korea Selatan memiliki setidaknya satu tato dan jika tato kosmetik semi permanen dihitung, jumlahnya meningkat menjadi 13 juta, menurut perkiraan tahun 2018 oleh pembuat perangkat medis lokal Standard.
Berikutnya: Tato identik dengan gangster?
Bagi banyak generasi tua Korea Selatan, tato diasosiasikan dengan geng dan bertentangan dengan kepercayaan Konfusianisme bahwa mengubah tubuh manusia berarti tidak menghormati orang tua.
Kelompok medis utama negara itu, yang berpendapat tato dengan jarum adalah prosedur "invasif" dan dapat merusak tubuh, juga menentang legalisasi.
"Kecuali untuk menutupi bekas luka, dari sudut pandang medis, saya pikir tato melalui jarum adalah menyakiti diri sendiri, bukan ekspresi kebebasan," kata Hwang Ji-hwan, seorang dokter kulit dan penasihat di Asosiasi Medis Korea, kepada Reuters.
"Kami berusaha melindungi kesehatan masyarakat," katanya.
Doy mengatakan banyak rekannya telah pergi bekerja di luar negeri, beberapa mengajukan visa artis ke Amerika Serikat.
"Negara kita bisa saja mengelola industri dengan lebih baik dan menumbuhkannya untuk menambah nilai ekonomi. Tapi rasanya kita mungkin telah kehilangan waktu itu sehingga sangat menyedihkan," katanya.