Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Oscar Constanza, 16 tahun, memberikan perintah ‘robot berdiri’. Dengan perlahan robot yang ‘memeluk’ tubuh Oscar pun berdiri mengikuti perintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oscar mengalami kelumpuhan karena gangguan saraf secara genetik. Kondisi ini membuat saraf mengirimkan cukup sinyal ke kedua kakinya untuk berjalan.
Untuk membantunya berdiri, bagian bahu, dada, pinggang, lutut dan kakinya, diikat pada robot kursi roda, yang seukuran tubuh Oscar. Dengan bantuan robot ini, maka Oscar pun bisa berjalan antar ruangan di rumah dan membalikkan tubuh saat berdiri.
“Sebelumnya, saya membutuhkan bantuan orang lain untuk berjalan. Ini (robot) membuat saya lebih mandiri,” kata Oscar.
Kursi roda robot yang dibuat perusahaan Wandercraft untuk membantu pasien lumpuh agar bisa berjalan. Sumber: Reuters/asiaone.com
Robot yang membantu Oscar berjalan adalah buatan ayahnya Jean-Louis Constanza, seorang insinyur bidang robot dan salah satu pendiri perusahaan Wandercraft.
“Suatu hari, Oscar mengatakan pada saya ‘ayah kamu adalah seorang insinyur pembuat robot. Mengapa kamu tidak membuatkan saya sebuah robot yang bisa membuat saya bisa berjalan’,” kata Constanza mengenang ucapan putranya.
Tergerak dengan ucapan putranya itu, Constanza dan timnya di Wandercraft membuat robot kursi roda yang bisa membantu penderita lumpuh, berjalan. Dia optimis, 10 tahun dari sekarang mungkin tidak adakan ada lagi kursi roda.
Robot kursi roda buatan Wandercraft membantu menopang tubuh si penggunanya, namun saat yang sama juga menstimulasikan gerak tubuh. Kursi roda canggih ini sudah terjual puluhan unit di Prancis, Luxembourg dan Amerika Serikat. Harga yang dibandrol sekitar 150 ribu euro (Rp2,5 miliar) per-unit.
Baca juga: 3 Tantangan yang Dihadapi Difabel Kursi Roda
Sumber: Reuters