Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kisah Presiden Soekarno Bertemu John F Kennedy di Amerika Serikat Setelah 4 Bulan Dilantik

Sebelumnya, John F Kennedy sudah pernah mengunjungi Indonesia pada 1957 selaku anggota Kongres AS.

9 November 2022 | 21.22 WIB

Foto karya Abbie Alpheus Rowe pada 24 April 1961, pukul 09.30 di Andrews Air Force Base, Maryland, Amerika Serikat. (Sumber: John F. Kennedy Presidential Library And Museum)
Perbesar
Foto karya Abbie Alpheus Rowe pada 24 April 1961, pukul 09.30 di Andrews Air Force Base, Maryland, Amerika Serikat. (Sumber: John F. Kennedy Presidential Library And Museum)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Washington DC - Presiden Soekarno melawat ke Amerika Serikat tak terlepas dari isu Irian Barat yang dibahas dengan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy. Pembahasan dilakukan saat pertemuan tanggal 24 April 1961 di Washington DC.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sebelumnya, John F Kennedy sudah pernah mengunjungi Indonesia pada 1957 selaku anggota Kongres AS. Saat di Jakarta, Kennedy mulai paham mengenai status Indonesia sebagai negara yang bebas dan aktif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bung Karno menerima undangan dari Presiden ke-35 AS itu dan melakukan kunjungan ke Amerika Serikat mulai 24 April 1961 atau 4 bulan setelah JFK dilantik. 

Pesawat Pan Am dipercaya untuk membawa Soekarno beserta rombongan. Delegasi Indonesia tiba di Pangkalan Udara Andrews, Maryland pada pukul 10.00 pagi waktu setempat. Bagaikan tamu penting, Kennedy menyambut kedatangan pemimpin Indonesia itu dan langsung menuju ke Washinton DC.

Dikutip dar buku Indonesia Melawan Amerika: Konflik Perang Dingin 1953-1963 (2008) karya Baskara T Wardaya mengungkapkan, pertemuan kedua petinggi negara itu terkait dengan isu Irian Barat yang menjadi konflik Indonesia-Belanda di kancah internasional.

Kennedy membuka pembicaraan dengan menanyakan mengenai pentingnya Irian Barat bagi Indonesia. Apalagi, menurut Kennedy, orang yang tinggal di wilayah yang sekarang disebut Papua memiliki ras Melanesia. Selain itu, Belanda memiliki keuangan yang lebih untuk mengelola wilayah tersebut. 

"Mengapa Anda menginginkan Irian Barat?" tanya Kennedy.

Soekarno dengan tegas menjawab bahwa Irian Barat merupakan wilayah Indonesia dan harus kembali pada bangkuan bangsa. "Wilayah itu bagian dari negara kami, dan Irian Barat harus segera dilepaskan," jawab Soekarno.

Dalam pertemuan itu Soekarno juga menjelaskan secara detail mengenai Irian Barat bagi Indonesia. Beliau menggambarkan bahwa rakyat Amerika Serikat juga tak semua berkulit putih. Keberagaman ras yang berbeda-beda menjadi ciri khas dari Indonesia. Dari Sumatera hingga Maluku memiliki ras berbeda-beda dan semuanya senang menjadi bagian Indonesia.

"Karena wilayah itu bagian dari bangsa kami. Orang Dayak Kalimantan seperti Orang Papua dari Irian Barat. Hawaii adalah bagian AS tetapi mereka adalah ras yang berbeda. Orang kulit hitam adalah ras yang berbeda," kata Soekarno "mantap".

Selain bertanya masalah Irian Barat, Kennedy juga menanyakan posisi Indonesia dan pandangan politik yang condong ke arah komunis. Pada kenyataannya, Partai Komunis Indonesia merupakan partai politik keempat terbesar di Indonesia, yang menurut Soekarno merupakan kumpulan nasionalis revolusioner.

Pertemuan Soekarno-Kennedy dilakukan secara terbuka, namun esensinya tak ada kesepakatan mengenai masalah Irian Barat. Dan AS harus menjaga hubungan baik dengan Belanda, karena merupakan sekutu penting dalam NATO yang mempertahankan Eropa Barat.AS juga tak menginginkan Indonesia juga terkena efek komunisme dari Uni Soviet. 

Maka, Menteri Luar Negeri AS Dean Rusk mengingatkan kepada John F Kennedy untuk membawa pertikaian ini ke ranah PBB.Akhirnya pada pertengahan tahun 1961, masalah Irian Barat resmi dikelola oleh PBB. Rencana ini ditanggapi oleh Indonesia pada Desember 1961 dengan meluncurkan Trikora (Tri Komando Rakyat).

IDRIS BOUFAKAR
Baca juga : 4 Presiden Amerika Serikat Tewas dalam Pembunuhan, Abraham Lincold hingga John F Kennedy.

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus