JAAFAR Sharif Emami, bekas ketua senat Iran tanggal 27 Agustus O
lalu secara mendadak diangkat menjadi Perdana Menteri Iran.
Perubahan perlerintahan Iran ini jelas tidak bisa dipisahkan
dengan kekisruhan berdarah yang melanda Iran secara beruntun
sejak awal tahun ini.
Catatan polisi menunjukkan bahwa hingga saat pelantikan perdana
menteri baru ini, telah jatuh korban hampir 500 jiwa. Salah satu
kejadian yang paling banyak menelan korban tentu saja peristiwa
pembakaran sebuah bioskop di Abadan pada tanggal 20 Agustus yang
lalu. 377 orang mati terbakar dalam gedung tersebut.
Mengenai tragedi pembakaran bioskop itu -- sebelumnya, sejumlah
restoran, klab malam dan bar, juga telah dimusnahkan -- pihak
pemerintah menyalahkan golongan Islam yang fanatik. Tapi Shah
sendiri secara terbuka menggunakan kesempatan itu untuk menuduh
Uni Soviet sebagai ikut campur dalam urusan dalam negeri Iran.
"Saya mempunyai informasi yang cukup untuk membuktikan bahwa
para perusuh itu menerima instruksi mereka dari pihak komunis.
Rencana itu jelas, mereka ingin membuat Iran menjadi
Iranistran."
Tindakan keras pemerintah untuk mengatasi pergolakan Islam yang
makin keras itu ternyata tidak banyak berhasil. Dikabarkan bahwa
sejumlah anak muda bahkan menjadikan diri mereka umpan peluru.
Anak-anak muda ini yakin bahwa jika mereka mati di jalan Allah,
mereka akan jadi syahid. "Dan tempat para syahid adalah di
sorga," kata salah seorang pemuka mereka dalam sebuah khotbah
Ramadhan.
Perdana menteri yang digantikan oleh Jaafar adalah Jamshed
Amuzeger, seorang tokoh politik yang terkenal lewat kegiatannya
dalam berbagai kegiatan organisasi negara pengekspor minyak,
OPEC. Amuzeger cuma sempat menjadi perdana menteri selama
setahun 20 hari.
Pukulan terakhir ke alamatnya tiba dua hari sebelum
kejatuhannya. Ketika itu, Jumat malam, para jamaah dari berbagai
mesjid di Abadan -- tempat terjadinya pembakaran bioskop -- baru
saja selesai melakukan sembahyang tarawih. Tiba-tiba saja jamaah
itu berubah menjadi kelompok demonstrasi yang tak terkendalikan.
Mereka merusak sejumlah toko serta tempat-tempat umum lainnya.
Sembari mengamuk, mereka secara terbuka menuduh pemerintahan
Amuzeger telah bersekongkol dengan polisi dan pemadam kebakaran
yang telah bertindak gagal menghalangi pembakaran bioskop yang
menelan 377 jiwa itu.
Bangga Pada Leluhur Keadaan yang makin tak terkendalikan inilah
yang akhirnya memaksa Amuzeger untuk mengundurkan diri. Kepada
penggantinya, Jaafar -- cucu seorang kiyai besar dari Isfahan
--Shah meminta agar ia melakukan tindakan rekonsiliasi dengan
para pembangkang. "Lakukanlah sesuatu secara maksimal untuk
mengikis keprihatinan rakyat," kata Shah pada pidato
pelantikannya.
Beberapa jam setelah itu, Perdana Menteri Jaafar tampil dengan
rencana-rencana kerjanya. Sebagai yang diperkirakan banyak
pengamat politik di Teheran, kebijaksanaan baru pemerintah itu
sebagian besar dirancang untuk memuaskan orang-orang Islam yang
terus bergolak.
Langkah pertama yang akan dilakukan oleh Jaafar adalah mengadili
pejabat-pejabat yang menjadi sebab bagi terjadinya sejumlah
huru-hara. Tidak kurang menarik adalah perubahan tahun Parsi
(bermula pada zaman raja Cyrus menjadi tahun Islam (bermula
pada hijrah Rasulullah dari Mekah ke Medina). Soal tahun ini,
lama menjadi sumber sengketa antara golongan Islam dengan Shan
Iran yang terkenal amat bangga dengan leluhurnya raja Parsi
zaman dahulu kala itu.
Untuk pertama kalinya, pemerintah Iran juga mempunyai sebuah
kementerlan yang khusus mengurusi agama dan wakaf. Dengan
kementerian baru ini diharapkan bahwa keluhan orang-orang Islam
itu bisa segera tertampung. Salah satu langkah dari kementerian
ini, kabarnya, adalah melakukan kontak permulaan dengan
tokoh-tokoh Islam Iran yang sejak lama mengungsi ke Irak atau
Llbanon.
Belum banyak yang diketahui mengenai kontak ini, tapi pihak
Islam nampaknya masih amat berhati-hati menilai hari-hari
pertama Perdana Menteri Jaafar. Berita terakhir menyebutkan
bahwa selain sejumlah tuntutan yang bersifat keagamaan yang
sejak lama telah mereka lontarkan, orang-orang Islam berhaluan
keras itu juga kini meminta agar Iran menghentikan hubungan
dagangnya dengan Israel. Tuntutan ini dinilai oleh para pengamat
politik sebagai bukti adanya kera sama yang erat antara para
pembangkang Islam itu dengan gerilyawan Palestina. Hal ini sudah
sejak lama disinyalir oleh Shah.
Di hari-hari pertama pemerintahan Jaafar, pada awal suatu
kebijaksanaan baru Shah Iran, sudah tentu sulit untuk
mengemukakan suatu dugaan mengenai hari depan yang dekat. Namun
yang pastl, orang-orang Islam berhaluan keras itu tidak akan
tinggal diam dan puas dengan yang mereka capai sekarang. Pasti
mereka akan melakukan konsolidasi. Dan pada gilirannya hal ini
akan menimbulkan pula reaksi dari orangorang Iran -- juga Islam,
tapi lebih moderat -- yang ingin melihat pembaharuan dan
kemajuan yang dilakukan Shah itu tidak mendapat hambatan.
Tanda-tanda ke arah konflik itu sudah mulai terlihat hari-hari
ini. Hanya dua jam setelah Perdana Menteri Jaafar mengumumkan
rencana politiknya pemilu yang bebas, pembebasan tahanan
politik, kebebasan berkumpul dan menyatakan pendapat -- sejumlah
partai baru sudah mulai bermunculan. Dan partai-partai yang
beraneka ragam ini bukan mustahil bakal menjadi sumber bagi
timbulnya konflik antara mereka dengan orang-orang Islam yang
keras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini