Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang korban luka dalam aksi penyerangan di pasar Natal di Magdeburg, Jerman, pada Desember 2024, dilaporkan jaksa penuntut pada Senin, 6 Januari 2025, meninggal. Identitas lengkap korban tidak dipublikasi, hanya disebutkan seorang perempuan, 52 tahun. Dengan begitu, korban tewas dalam peristiwa ini bertambah menjadi enam orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyerangan ini persisnya terjadi pada 20 Desember 2024 di jantung Kota Magdeburg. Selain korban tewas, kejadian ini juga menimbulkan jatuhnya korban luka-luka. Aksi penyerangan ini mengejutkan warga Jerman dan tak pelak meningkatkan isu soal imigrasi di negara itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Otoritas menggambarkan pelaku penyerangan seorang laki-laki, 50 tahun, asal Arab Saudi. Dia diketahui anti-Islam dan seorang simpatisan Partai Alternatif Jerman. Otoritas mengatakan pelaku menggunakan pintu darurat untuk mengemudikan mobilnya dan menabrak orang-orang yang sedang berkerumun di pasar Natal. Lebih dari 200 orang terlibas dalam tempo 3 menit aksi penyerangan berlangsung. Pelaku sudah ditahan dilokasi kejadian
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser memberikan sinyalemen kalau pelaku penyerangan menderita penyakit mental. Media di Jerman mewartakan berdasarkan sejumlah sumber, pelaku memang punya riwayat penyakit mental dan diduga positif narkoba saat melakukan penyerangan ke pasar Natal. Seorang wartawan yang pernah mewawancara pelaku beberapa tahun lalu menggambarkan pelaku adalah sosok yang suka berubah fikiran.
“Saya punya perasaan kalau dia suka berubah fikiran. Saya tidak mengatakan dia gila, namun dia tidak konsisten dalam pembicaraan dan perdebatannya,” kata Mustafa Fetouri, Juru bicara keluarga para korban. Dia meyakini pelaku tampaknya tidak melakukan penyerangan karena alasan agama
“Dia tidak punya agama. Perbuatannya bertentangan dengan segala bentuk agama, termasuk Kristen dan Yahudi,” kata Fetouri.
Pelaku yang kemudian diketahui bernana Taleb al-Abdulmohsen tinggal di Jerman sejak 2006 dan mendapatkan status sebagai pengungsi pada 2016. Dia punya rekam jejak dengan masalah hukum, di mana pada 2013 dia pernah dijatuhi denda, hanya saja tidak berdampak pada permohonan suakanya. Arab Saudi dilaporkan sudah memperingatkan otoritas Jerman soal Abdulmohsen dan meminta agar dia diekstradisi saja, namun peringatan itu tidak ditindak-lanjuti.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini