Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Yoon Suk Yeol Tak Mau Ditahan, Tim Investigasi Minta Bantuan Presiden Choi Sang-mok

Tim investigasi meminta Choi Sang-mok agar menerbitkan surat perintah supaya pasukan pengamanan presiden tak menghalangi penahanan Yoon Suk Yeol

4 Januari 2025 | 19.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kepolisian berjaga di depan kediaman resmi Yoon Suk Yeol setelah keluar persetujuan penangkapan Yoon dari pengadilan, di Seoul, Korea Selatan, 3 Januari 2025. REUTERS/Kim Hong-Ji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tim investigasi dari badan antikorupsi tingkat pejabat tinggi Korea Selatan (CIO) pada Sabtu, 4 Januari 2025, meminta Presiden sementara Korea Selatan Choi Sang-mok agar memerintahkan pasukan pengamanan presiden mematuhi surat penangkapan yang diterbitkan pengadilan terhadap Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Saat ini Yoon sedang diskors dari jabatan sebagai orang nomor satu Korea Korea Selatan.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya pada Jumat, 3 Januari 2025, pasukan pengamanan presiden dan tentara telah menghalang-halangi upaya tim penyidik yang ingin menahan Yoon. Terjadi ketegangan selama enam jam antara kedua belah pihak. Tim penyidik ingin menginterograsi Yoon terkait keputusannya memberlakukan darurat militer pada Desember 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CIO, yang menginvestigasi kasus ini, pada Sabtu, 4 Januari 2025, mengatakan telah meminta Choi, yang juga merangkap jabatan sebagai Menteri Keuangan Korea Selatan, agar mau menerbitkan perintah kepada pasukan pengamanan presiden supaya bekerja sama dengan surat penangkapan yang sudah diterbitkan pengadilan. Kementerian Keuangan Korea Selatan enggan berkomentar perihal ini.   

Kantor berita Yonhap mewartakan Kepala Kepresidenan Korea Selatan Park Chong-jun rencananya akan dimintai keterangan pada Selasa, 6 Januari 2025. 

Presiden Yoon memberlakukan darurat militer pada 3 Desember 2024, di mana keputusan ini mengejutkan warga Korea Selatan sehingga mengarah pada terbitnya surat penangkapan pada Yoon. Ini adalah upaya penahanan pertama pada seorang presiden Korea Selatan yang masih menjabat. 

Lebih dari 200 pasukan pengamanan presiden dan tentara menghalang-halangi otoritas CIO dan aparat kepolisian yang berjaga di area kediaman dinas Yoon. Pasukan pengamanan presiden tampak membawa senjata, namun tidak menarik pelatuknya. Yoon, yang dimakzulkan sejak 14 Desember 2024, tidak tampak batang hidungnya pada Jumat, 3 Januari 2025, atau saat didatangi otoritas CIO. 

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan tentara yang ada di kediaman Yoon dikendalikan oleh pasukan pengamanan presiden. Otoritas CIO lalu memutuskan mundur dan tak jadi menahan Yoon sekitar pukul 13.30 siang dengan alasan mengkhawatirkan keamanan personel CIO bertugas. Tak lama, CIO menyatakan sangat menyayangkan sikap Yoon yang tak mau bekerja sama. 

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus