Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Korban Tewas dalam Unjuk Rasa Mahasiswa di Bangladesh Bertambah

Setidaknya sudah 10 orang tewas dalam unjuk rasa mahasiswa yang berujung bentrok dengan aparat kepolisian pada pekan ini.

18 Juli 2024 | 19.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjuk rasa anti-kuota berbaris saat terlibat dalam bentrokan dengan Liga Chhatra Bangladesh, sayap mahasiswa dari partai berkuasa Liga Awami Bangladesh, di Universitas Dhaka, di Dhaka, Bangladesh, 16 Juli 2024. REUTERS/ Mohammad Ponir Hossain

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan mahasiswa membawa benda-benda seperti tongkat dan batu untuk melawan aparat kepolisian huru-hara dalam gelombang unjuk rasa di Ibu Kota Dhaka pada Kamis, 18 Juli 2024, di Ibu Kota Dhaka, Bangladesh. Otoritas memutus sementara koneksi internet untuk meredam unjuk rasa yang menentang pemberlakuan sistem kuota di Bangladesh. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setidaknya 10 orang tewas dalam unjuk rasa yang berujung bentrok dengan aparat kepolisian pada pekan ini. Gelombang unjuk rasa ini adalah yang terbesar sejak Sheikh Hasina menjabat sebagai perdana menteri Bangladesh, yang terpilih untuk keempat kalinya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Unjuk rasa ini dipicu tingginya angka pengangguran di Bangladesh pada kelompok usia muda. Hampir satu perlima dari total populasi 170 juta jiwa, tidak sekolah atau tidak bekerja. 

Surat kabar Daily Star mewartakan empat orang tewas dalam bentrokan dengan aparat kepolisian di Dhaka pada Kamis, 19 Juli 2024. Mizanur Rahman kepala sebuah rumah sakit di Dhaka mengatakan pihaknya merawat ratusan demonstran yang mengalami luka-luka. 

Menteri Kehakiman Bangladesh Anisul Huq mengatakan pihaknya berniat untuk berdialog dengan demonstran yang menuntut agar Pemerintah mengesampingkan jatah 30 persen CPNS untuk keluarga pejuang yang bertempur dalam perang 1971 untuk meraih kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan.  Perdana Menteri Hasina adalah putri Sheikh Mujibur Rahman yakni pahlawan kemerdekaan. Dia menolak tuntutan para demonstran.  
 
“Kami berniat untuk duduk bersama. Kapan pun mereka inginkan untuk berdialog, kami akan penuhi,” kata Huq. 

Sebelumnya aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke demonstran yang berkumpul dekat Universitas Dhaka. Otoritas pun memutus sementara sambungan internet dalam upaya untuk menekan gelombang unjuk rasa.   

Sedangkan dalam unjuk rasa di wilayah selatan Kota Chittagong, aparat kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa mahasiswa yang memblokir jalan tol di kota itu. 

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus