Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Korea Utara terus membikin gerah Amerika Serikat. Rabu pekan lalu, petinggi militer negara komunis itu mengumumkan tengah mempertimbangkan penyerangan dengan misil nuklir ke dekat Guam, pulau di Samudra Pasifik yang dikuasai Amerika.
Kantor berita Korea Utara, KCNA, menyatakan unit pasukan strategis negara itu sedang menyiapkan rencana operasional peluncuran roket balistik jarak menengah Hwasong-12. "Rencana akan dijalankan atas perintah Komandan Tertinggi Kim Jong-un," begitu pernyataan KCNA, seperti diberitakan kantor berita Korea Selatan, Yonhap.
Guam tentu aset yang vital bagi Amerika. Wilayah seluas 337 kilometer persegi itu merupakan pos terdepan militer Negeri Abang Sam, tempat Pangkalan Angkatan Udara Anderson serta markas bagi skuadron pengebom strategis. Di sana ada setidaknya 6.000 tentara dan pegawai Amerika.
Terletak 3.540 kilometer ke arah tenggara dari Korea Utara, Guam adalah teritori Amerika terdekat yang dapat dijangkau Pyongyang. "Kami tidak pernah tahu apakah mereka (Korea Utara) benar-benar akan melakukannya," kata Tayana Pangelinan, penduduk Dededo, desa berpenduduk paling padat di Guam.
Ancaman Korea Utara ini merupakan manuver terbaru dalam aksi saling gertak antara Pyongyang dan Washington, DC. Setelah beberapa kali meluncurkan uji misil ke perairan dekat Jepang, Pyongyang sempat terperangah ketika provokasinya dibalas Amerika dengan tembakan rudal balistik antarbenua dari pangkalan militer di California.
Presiden Amerika Donald Trump bahkan berkali-kali memperingatkan Pyongyang tentang kemungkinan terjadinya perang nuklir. "Korea Utara sebaiknya tidak lagi mengancam Amerika Serikat," ujar Trump.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo